Monday, February 6, 2012

Tingkatkan Kualitas Kepribadian Muslim


Meningkatkan Kepribadian Seorang Muslim

Islam, sebagaimana telah memerintahkan setiap Muslim untuk meningkatkan pemahamannya terhadap Tsaqafah Islamiyah agar dapat meningkatkan aqliyahnya sehingga mampu menilai segala jenis pemikiran yang dihadapi, ternyata Islam pun juga memerintahkannya untuk selalu menunaikan kewajiban, memperbanyak amalan sunnah, dan menahan diri dari hal-hal yang haram, makruh maupun syubhat sekalipun, dengan tujuan untuk memperkuat nafsiyahnya sehingga mampu mengesampingkan segala kecenderungan yang bertentangan dengan Islam. Semua ini ditempuh agar dapat meningkatkan kepribadian seorang Muslim dan membuatnya mampu berjalan ke tingkat yang lebih tinggi, serta yang terpenting adalah memperoleh keridhoan Allah Subhanhu Wa Ta'ala. baik di dunia maupun di akhirat.

Seluruh dunia saat ini sesungguhnya adalah musuh Islam dan kaum Muslimin. Pada kondisi seperti ini orang-orang kafir saling bantu-membantu dengan sesamanya. Mereka, dengan segala bentuk golongan atau sektenya, tengah melancarkan tipudaya terhadap kaum Muslimin baik siang maupun malam, secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Mereka agaknya belum bisa tenang dan memejamkan mata, sebelum memadamkan cahaya Islam. Dalam hal ini mereka berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menghalangi tegaknya Daulah Islamiyah dan kembalinya Islam ke kancah kehidupan. Demikianlah keadaan orang-orang kafir dan para pendukungnya. Lalu, bagaimanakah gerangan menghadapi tipu daya musuh yang begitu hebat dan cobaan yang demikian dahsyat ini?

Sesungguhnya kebangkitan yang kita kehendaki dan berlangsungnya kehidupan Islam yang kita dambakan, haruslah melalui perjuangan yang terus-menerus dengan senjata pemikiran yang cemerlang dan harus melawan kekufuran itu sendiri beserta para pendukungnya yaitu para penguasa dan agen-agen yang menjajakan ideologi dan kebudayaan mereka. Selain itu harus didukung pula dengan jiwa yang bening, suci, luhur, dan mulia. Untuk itu tidak ada jalan lain kecuali dengan memperkuat hubungan dengan Allah, Pemelihara alam semesta ini, meminta pertolongan-Nya dan menyerahkan diri kepada-Nya dengan sebenar-benarnya, serta menjadikan keridhaan-Nya sebagai dambaan tertinggi dalam kehidupan ini. Oleh karena itu kita harus menghidupkan jiwa dengan taqwa dan taat kepada Allah, yaitu dengan takut terhadap azab-Nya dan rindu akan Surga yang dijanjikan.

Seorang pengemban dakwah alangkah sangat membutuhkan sikap yang demikian. Yaitu sikap patuh kepada Allah dan istiqamah dalam menjalankan agama-Nya. Sebab, manakala ia berbuat demikian, niscaya dunia akan menjadi hina di matanya; kehebatan orang-orang kafir menjadi kecil di hadapannya; segala kesulitan akan menjadi mudah; ia pun akan sanggup menanggung derita dan gangguan dalam berjuang di jalan Allah; dan ancaman orang-orang kafir akan ia abaikan karena ingat janji Allah, dan sedikit pun ia tidak ragu bahwa kemenangan pasti akan tiba.

“Hai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong (Agama) Allah, niscaya Allah akan menolong kalian dan mengokohkan kedudukan kalian. Dan orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah akan menghapus amal-amal mereka. Ini dikarenakan mereka sungguh-sungguh membenci apa yang diturunkan Allah (Al Qur’an) lalu Allah menghapus (pahala-pahala) amal perbuatan mereka. Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka. Allah menghancurkan mereka dan orang-orang kafir itu akan menerima (akibat) semisal mereka. Hal itu disebabkan karena Allah adalah pelindung orang-orang beriman dan orang-orang kafir itu tidaklah memiliki pelindung.” (Terjemah Makna Qur’an Surat Muhammad 7-11)

Tulisan berikut mengetengahkan amalan-amalan taqarrub kepada Allah dan bentuk-bentuk ketaatan yang akan menciptakan suasana imani bagi para pengemban dakwah dan menambah kesadaran akan hubungan mereka dengan Allah. Dengan suasana yang penuh iman seperti ini diharapkan dapat memperkuat jiwa seorang pengemban dakwah serta menjadikannya mampu memperturutkan kecenderungan-kecenderungannya agar sesuai dengan perintah dan larangan Allah.

Dengan demikian akan tercipta keserasian hubungan antara aqliyah dan nafsiyahnya sehingga akan membentuk kepribadian seorang pengemban dakwah sebagai kepribadian agung nan unik, di mana aqliyah dan nafsiyahnya bertolak dari sumber yang sama, dan kedua-duanya bersandar pada satu landasan, yaitu Aqidah Islamiyah. Bersabda Rasulullah Saw.:

“Tidaklah beriman salah seorang di antara kamu sebelum memperturutkan hawa nafsunya kepada apa yang aku bawa ini” (Hadits Riwayat Imam Nawawi)

Rajab 1411 H/ Januari 1991 M
Fauzi Sanqarith
Dikutip dan Ringkas Judul oleh situs Dakwah Syariah

Taqarrub Kepada Allah
Kunci Sukses Pengemban Dakwah
Oleh: Fauziy Sanqarith
Penerbit: Daarun Nahdlah Al-Islamiyah


Rating: 5

No comments:

Post a Comment