Dan dari tanda-tanda lemahnya keikhlasan atau tidak adanya keikhlasan Wal ‘iyaadzu billah sebagai berikut :
1. Riya dan Sum’ah: “ dia menyukai agar manusia melihat amalannya atau mendengarkan apa yg telah dia amalkan
2. Meminta keridha’an kepada para makhluk dan mendahulukannya dari pada keridha’an sang Pencipta
3. Meminta ganti atau timbal balik dari pekerjaannya kepada para makhluk walaupun gantinya itu secara ma’na seperti pujian dan kekaguman
4. Giat jika disana terdapat pujian dan sanjungan,dan bermalas-malasan dan lalai jika disana mendapatkan aib dan celaan
5. Dia akan rajin jika dilihat oleh manusia dan dia bermalas-malasan jika tidak dilihat oleh manusia
6. Melakukan sesuatu yg diharamkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala di dalam kesendirian dengan menampakan penghormatannya di depan manusia
7. Mencari ketenaran
8. Dia akan mengamalkan jika muncul sesuatu dan tidak mengamalkan jika diremehkan
9. Menolak nasehat dan tidak menerima keritikan yg tepat atau benar
10. Pengikut hawa nafsu
11. Hasad kepada saudaranya yg telah melampauinya di dalam perkara-perkara yg mendekatkan diri kepada Allaah,seperti menghafal Al-Qur’an atau dalam menunaikan usaha yg baik atau mencari ilmu
12. Kikir dan tidak mau berkorban untuk dakwah
13. Menghinakan diri ditempat yg terbuka untuk menampakan bahwasanya dia adalah orang yg tawadhu’.
Dan adapun tanda-tanda kuatnya keikhlasan itu sebagai berikut :
1. Dia berniat ikhlas kepada Allah di setiap waktu
2. Agar dia menjadikan perbuatan yg keadaannya sepi itu lebih dia senangi dari pada perbuatan yg terlihat
3. Agar dia menjadikan perbuatannya di tempat yg tersembunyi seperti perbuatannya di tempat yg terlihat atau lebih utama lagi
4. Dia beramal kebaikan dimanapun dia berada,kapanpun waktunya dan di dalam keadaan apapun juga
5. Selalu mendahulukan kebenaran diatas apapun jg walaupun menyelisihi hawa nafsunya
6. Dia mengerjakan kebaikan dan dengan itu pula dia takut akan tidaknya diterima amal kebaikan tersebut,seperti yg telah datang dari hadits A’isyah Radiyallahu Anha berkata:” aku bertanya Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam tentang ayat ini :”
وَالَّذِينَ يُؤْتُونَ مَا آتَوا وَّقُلُوبُهُمْ وَجِلَةٌ أَنَّهُمْ إِلَى رَبِّهِمْ رَاجِعُونَ(المؤمنون :60)
Artinya :” dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka(Qs.Al-Mu’minuun: 60)
berkata A’isyah Radiyallahu Anha:”mereka itu adalah orang-orang yg meminum minuman keras dan mencuri, Rasulllahu Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda:” tidak wahai anak wanita Ash-Shiddiiq,bahkan mereka itu adalah orang – orang yg berpuasa,melaksanakan shalat dan bershadaqah dan mereka takut untuk tidaknya diterima amalan tersebut
أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ ( المؤمنون :٦١)
ِArtinya mereka itulah orang-orang yg bersegera untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang berlomba-lomba untuk memperolehnya( Qs.Al-Mu’minuun: 61)[1]
Dan ini ada seorang manusia yg melaksanakan shalat dan memanjangkan shalatnya dan seorang laki-laki di belakangnya melihat,dan fahamlah dia apa yg ada padanya,maka ketika selesai shalatnya maksudnya ketika dia salam,dia berkata:”janganlah kamu merasa kagum dengan apa yg telah kau lihat dariku,sesungguhnya iblis telah beribadah kepada Allah bersama para Malaikat bermasa-masa[2]
(Al-Ikhlaash Liman Araadal Kholaash hal 9)
[1] (HR.Tirmidzi dan Ibnu Maajah dan dishahihkan Asy-Syaikh Albani Rahimahullah di As-Silsilah Ash-Shahiihah no 162)(dan berkata Asy-Syaikh Albani Rahimahullah-pent) aku berkata:”dan rahasia di dalam ketakutan orang-orang mu’min adalah takut akan tidak diterimanya ibadah-ibadah mereka,bukan maksud ketakutannya adalah untuk tidak ditunaikannya pahala-pahala mereka oleh Allah subhanahu wa ta'ala,maka sesungguhnya ini menyelisihi janji Allaah kepada mereka seperti difirman Allah subhanahu wa ta'ala
فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُوَفِّيهِمْ أُجُورَهُمْ (النساء: ١٧٣)
ِArtinya:” Adapun orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Maka Allah akan menyempurnakan pahala mereka (Qs.An-Nisaa’:173)
Bahkan sesungguhnya Allah benar-benar akan menambahkan atas pahala-pahala mereka,seperti yg Allah subhanahu wa ta'ala telah firmankan
لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ ( فاطر: ٣٠)
Artinya:” agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala - pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (Qs.Faathir: 30)dan Allah subhanahu wa ta'ala tidak menyelisihi apa yg telah Dia janjikan seperti Allah firmankan di dalam KitabNya,dan hanya saja rahasianya itu sesungguhnya penerimaan amalan itu berkaitan dengan cara melaksanakan ibadah itu seperti yg diperintahkan oleh Allah Subhaanahu Wata’ala, dan mereka tidak bisa memastikan bahwasanya mereka telah melaksanakannya sesuai dengan apa yg diinginkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, bahkan mereka mengira bahwasanya mereka telah berbuat lalai di dalam permasalahan itu,untuk itu mereka takut untuk tidak diterimanya amalan-amalan mereka,maka agar orang yg beriman merenungkan perkara ini,dan semoga dia menambahkan keingininannya yg sangat di dalam memperbaiki amalan ibadahnya,dan mengerjakannya seperti yg diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala, dan itu dengan perbuatan ikhash di dalam mengamalkan ibadah kepadanya,dan mengikuti Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam di dalam melaksanakan ibadah dengan petunjuknya,dan itu adalah arti dari firman Allah subhanahu wa ta'ala
فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا ( الكهف :١١٠)
Artinya :” Barangsiapa yg mengharap perjumpaan dengan Rabbnya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia melakukan persekutuan dalam beribadat kepada Rabbnya".(Qs.Al-Kahfi:110)( As-Silsilah Ash-Shahiihah hal 1/198)
[2] Disini ada catatan bahwasanya seseorang yg masih hidup itu tidak aman dari suatu fitnah, bahkan permisalan yg sangat jelas ini diberikan kepada iblis yg mana ia adalah sosok ahlul ibadah yg beribadah bermasa-masa kepada Allah subhanahu wa ta'ala bersama para malaikatnya bahkan Allaah telah memasukannya dgn panggilan malaikat seperti di dalam surat (Al-Baqarah :34)bagaimana dengan orang yg dibawah dari itu kedudukannya maka apa lagi,dan juga Abdullah Ibnu Mas’ud Radiyallahu berkata:”janganlah salah seorang dari kalian mengikuti seseorang tentang agamanya,maka jika ia beriman diapun akan beriman,dan jika dia kafir diapun akan kafir,maka jika kalian tidak ada jalan lagi kecuali mengikuti,maka ikutilah orang-orang yg telah wafat sesungguhnya orang yg masih hidup itu tidak aman akan terjatuhnya dia kepada fitnah (Hilyatul Auliyaa’i Wa Thabaqaatil Ashfiyaa’ Li Abi Nu’aim Al-Ashfahaani Rahimahullah 1/136)dan Syaikh Abdullah Al-Mar’ii Hafidzahullah pernah bercerita tentang murid seniornya Syaikh Al-Utsaimin Rahimahullah yg dia telah dipercaya oleh Syaikh Al-Utsaimin dalam mengajar dll setelah wafatnya Syaikh AL-Utsaiman Rahimahullah dia telah melenceng dan menjadi seorang hizbi,Nas’alullah As-Salaamah Wayutsabbitana ‘Alal Islaam Wa Sunnati Nabiyyina Shalallahu Alaihi Wasallam Wal Khulafaa’ Ar- Raasyidiin Al-Mahdiyyin Laa Sunnata fulaan walaa ‘Allaan, dan semoga kita bisa mengambil manfaat dari tulisan ini aamiin,aamiin,aamiin ya Rabbal ‘Alamiin dan sesungguhnya ini peringatan untuk diriku khususnya yg masih selalu berusaha untuk mempraktekannya dan juga orang-orang yg mau mengambil pelajaran dan itu adalah sifat-sifat orang-orang yg beriman
وَذَكِّرْ فَإِنَّ الذِّكْرَى تَنْفَعُ الْمُؤْمِنِينَ (الذاريات :٥٥)
Artinya:”dan tetaplah memberi peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.(Qs.Adzaariyaat:55)
Adapun selain orang-orang yg beriman maka sifatnya adalah sebaliknya
وَلَقَدْ صَرَّفْنَا فِي هَذَا الْقُرْآنِ لِيَذَّكَّرُوا وَمَا يَزِيدُهُمْ إِلا نُفُورًا ( الاسراء :٤١)
Artinya:” dan Sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi (peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. dan ulangan peringatan itu tidak lain hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran).(Qs.Al-Isroo’:41)
Wash-sholaatu ‘Ala Muhammadin Shalallahu ‘Alaihi Wasallam Walhamdulillahi Rabbil ‘Aalamiin.
Penulis : Al-Ustadz Fahmi Abubakar Jawwas
No comments:
Post a Comment