Keutamaan Sujud
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Setiap orang dari umatku pasti aku kenal pada hari kiamat kelak." Para sahabat bertanya: "Wahai rasulullah, bagaimana Tuan mengenal mereka, padahal mereka diantara banyak makhluk?" Sabdanya "Bagaimana pendapatmu bila ditengah kumpulan kuda warna hitam terdapat seekor kuda yang terdapat warna putih cerah di dahinya? Bukankah engkau dapat mengenalinya?" Jawab mereka "Ya". Sabdanya "Sesungguhnya pada hari itu umatku memancarkan cahaya putih di keningnya bekas sujud dan cahaya putih wajah, tangan, dan kakinya bekas wudhu." (HR Ahmad)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:
"Apabila Allah menghendaki ahli neraka diberi rahmat, Allah akan memerintahkan malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang menyembah kepada Allah, lalu mereka mengeluarkannya. Mereka dikenal karena adanya bekas sujud pada dahinya dan Allah mengharamkan (api) neraka memakan (membakar) tanda bekas sujud sehingga mereka dikeluarkan dari neraka. Semua anggota badan anak Adam akan dimakan oleh (api) neraka, kecuali tanda bekas sujud." (HR Bukhari Muslim)
Sumber Referensi:
Shifatu shalaati An Nabiyyi Shallallahu 'Alaihi wa Sallama min At-Takbiiri ilaa At Tasliimi Ka-annaka Taraahaa
==
Sebuah artikel dari
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=19&jd=Rahasia+Sujud+dalam+Sholat&dn=20081220035125
Seorang doktor di Amerika telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang ditemuinya dalam penyelidikannya. Dia amat kagum dengan penemuan tersebut, sehingga tidak dapat diterima oleh akal fikiran.Dia adalah seorang doktor neurologi. Setelah memeluk Islam, dia amat yakin akan pengobatan secara Islam dan dengan itu telah membuka sebuah klinik yang bertemakan "Pengobatan Melalui Al-Quran". Kajian pengobatan melalui Al-Quran membuatkan obat-obatannya berpatokan apa yang terdapat di dalam Al-quran. Diantara cara-cara yang digunakan adalah berpuasa, mengkonsumsi madu, biji hitam (blackseed) dan sebagainya.
Apabila ditanya bagaimana dia tertarik untuk memeluk Islam, maka doktor tersebut memberitahu bahwa semasa beliau melakukan kajian urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam urat manusia yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk berfungsi secara normal.
Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya beliau mendapati bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia melainkan pada saat seseorang itu sedang sujud ketika mengerjakan Sholat. Urat tersebut memerlukan darah hanya untuk beberapa saat saja. Yakni, darah hanya akan memasuki urat tersebut mengikut kadar Sholat waktu yang diwajibkan oleh Islam.
Columbia University State pernah melakukan penelitian tentang otak. Ternyata, di otak terdapat sebuah bagian yang tidak teraliri darah. Tapi, bagian tersebut dapat teraliri darah bila kita melakukan gerakan khusus seperti sujud yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Walaupun tidak menyebutkan secara gamblang tentang waktu-waktu tersebut, tapi waktu-waktu tersebut berada sekitar Sholat Lima Waktu yang kita (Umat Islam) lakukan setiap hari. Efek dari teraliri-nya bagian dari otak tersebut adalah dapat membuat kerja otak menjadi maksimal. Sehingga, kemampuan otak dalam bekerja (seperti, menghitung, menghapal, belajar dan lain-lain) bisa lebih baik dan tentunya menambah kecerdasan otak kita.
Begitulah keagungan ciptaan Allah. Jadi barang siapa yang tidak menunaikan Sholat, maka otaknya tidak akan dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal. Dengan demikian, kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk menganut agama Islam 'sepenuhnya' kerana sifat fitrah kejadiannya memang telah dikaitkan oleh Allah dengan agama-Nya yang indah ini.
Kesimpulannya: Makhluk Allah yang bergelar manusia yang tidak Sholat, apalagi yang tidak beragama Islam, walaupun akal mereka berfungsi dengan secara normal tetapi sebenarnya dalam sesuatu keadaan mereka akan kehilangan keseimbangan dalam membuat keputusan yang normal. Terbukti kembali jika kitalah sebenarnya yang memiliki dasar darah yang baik, ketimbang pemeluk agama lain. (Baca: Thibbun Nabawi)
Justru itu, tidak heranlah jika manusia ini kadang kala tidak segan-segan untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun akal mereka mengetahui bahwa perbuatan yang akan dilakukan itu adalah salah dengan kehendak mereka. Inilah adalah menggambarkan ketidak mampuan otak mereka untuk mempertimbangkan akan perbuatan mereka itu secara lebih normal. Maka dari itu tidak heran timbulnya bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat masa kini. Oleh karena itu, marilah kita bersama-sama mengambil hikmah dari kisah di atas.
sumber situs islami.' Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah
No comments:
Post a Comment