Saturday, August 31, 2013

Ciri-Ciri Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah

Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah memiliki ciri-ciri khusus. Adapung ciri-ciri itu dapat dijelaskan sebagai berikut.

[1] Sumber pengambilannya bersih dan akurat. Hal ini karena aqidah ahlus sunnah wal jama'ah berdasarkan Kitab dan Sunnah serta ijma' para orang-orang shaleh terdahulu, para Salafush Shalih, yang jauh dari keruhnya hawa nafsu dan syubhat.
 
[2] Ia adalah aqidah yang berlandaskan penyerahan total kepada Allah dan Rasul-Nya. Sebab aqidah ini adalah iman kepada sesuatu yang ghaib. Karena itu, beriman kepada yang ghaib merupakan sifat orang-orang mukmin yang paling agung, sehingga Allah memuji mereka : " Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya ; petunjuk bagi orang yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib". [Al-Baqarah : 2-3]. Hal itu karena akal tidak mampu mengetahui hal yang ghaib, juga tidak dapat berdiri sendiri dalam memahami syari'at, karena akal itu lemah dan terbatas. Sebagaimana pendengaran, penglihatan dan kekuatan manusia itu terbatas, demikian pula dengan akalnya. Maka beriman kepada yang ghaib dan menyerah sepenuhnya kepada Allah adalah sesuatu yang niscaya.

[3] Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah aqidah yang sejalan dengan fithrah dan logika yang benar, bebas dari syahwat dan syubhat.

[4] Sanadnya bersambung kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sahabat, tabi'in dan para imam, baik dalam ucapan, perbuatan maupun keyakinan. Ciri ini banyak diakui oleh para penentangnya. Dan memang -Alhamdulillah- tidak ada suatu prinsip pun dari aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang tidak memiliki dasar Al-Qur'an dan As-Sunnah atau dari Salafus Shalih. Ini tentu berbeda dengan aqidah-aqidah bid'ah lainnya.

[5] Ia adalah aqidah yang mudah dan terang, seterang matahari di siang bolong. Tidak ada yang rancu, masih samar-samar maupun yang sulit. Semua lafazh-lafazh dan maknanya jelas, bisa dipahami oleh orang alim maupun awam, anak kecil maupun dewasa. Ia adalah aqidah yang berdasar kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Sedangkan dalil-dalil Al-Qur'an dan As-Sunnah laksana makanan yang bermanfaat bagi segenap manusia. Bahkan seperti air yang bermanfaat bagi bayi yang menyusu, anak-anak, orang kuat maupun lemah.

[6] Selamat dari kekacauan, kontradiksi dan kerancuan. Betapa tidak, ia adalah bersumber kepada wahyu yang tak mungkin datang kepadanya kebatilan, dari manapun datangnya. Dan kebenaran tidak mungkin kacau, rancu dan mengandung kontradiksi. Sebaliknya, sebagiannya membenarkan sebagian yang lain. Allah berfirman : "Kalau sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya" [An-Nisaa : 82]

[7] Mungkin di dalamnya terdapat sesuatu yang mengandung perdebatan, tetapi tidak mungkin mengandung sesuatu yang mustahil. Dalam aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah ada hal-hal yang di luar jangkauan akal, atau tidak mampu dipahami. Seperti seluruh masalah ghaib, adzab dan nikmat kubur, shirath, haudh (telaga), surga dan neraka, serta kaifiyah (penggambaran) sifat-sifat Allah. Akal manusia tidak mampu memahami atau mencapai berbagai persoalan di atas, tetapi tidak menganggapnya mustahil. Sebaliknya ia menyerah, patuh dan tunduk kepadanya. Sebab semuanya datang dari wahyu, yang tidak mungkin berdasarkan hawa nafsu.

[8] Ia adalah aqidah yang universal, lengkap dan sesuai dengan setiap zaman, tempat, keadaan dan umat. Bahkan kehidupan ini tidak akan lurus kecuali dengannya.

[9] Ia adalah aqidah yang stabil, tetap dan kekal. Ia tetap teguh menghadapi berbagai benturan yang terus menerus dilancarkan musuh-musuh Islam, baik dari Yahudi, Nashrani, Majusi maupun yang lainnya. Ia adalah akidah yang kekal hingga hari kiamat. Ia akan dijaga oleh Allah sepanjang generasi. Tak akan terjadi penyimpangan, penambahan, pengurangan atau penggantian. Betapa tidak, karena Allah-lah yang menjamin penjagaan dan kekalannya. Ia tidak menyerahkan penjagaan itu kepada seorangpun dari mahluk-Nya, Alah berfirman : "Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan Kamilah yang akan menjaganya". [Al-Hijr : 9]

[10] Ia adalah sebab adanya pertolongan, kemenangan dan keteguhan. Hal itu karena ia adalah aqidah yang benar. Maka orang yang berpegang teguh kepadanya akan menang, berhasil dan ditolong. Hal itu sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam : "Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang membela kebenaran, yang tidak akan membahayakan mereka orang yang merendahkan mereka sampai datangnya keputusan Allah, dan mereka dalam keadaan demikian". [Hadits Riwayat Muslim 3/1524]. Maka barangsiapa mengambil aqidah tersebut, niscaya Allah akan memuliakannya dan barangsiapa meninggalkannya, niscaya Allah akan menghinakannya. Hal itu telah diketahui oleh setiap orang yang membaca sejarah. Sehingga, ketika umat Islam menjauhi agamanya, terjadilah apa yang terjadi, sebagaimana yang menimpa Andalusia (Spanyol) dan yang lain.

[11] Ia mengangkat derajat para pengikutnya. Barangsiapa memegang teguh aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah, semakin mendalami ilmu tentangnya, mengamalkan segala konsekwensinya, serta mendakwahkannya kepada manusia, niscaya Allah akan meninggikan derajatnya, meluaskan kemasyhuranya serta keutamaannya akan tersebar, baik sebagai pribadi maupun jama'ah. Hal itu karena akidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah akidah terbaik yang sesuai dengan segenap hati dan sebaik-baik yang diketahui akal. Ia menghasilkan berbagai pengetahuan yang bermanfaat dan akhlak yang tinggi.

[12] Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah kapal keselamatan. Maka barangsiapa berpegang teguh dengannya, niscaya akan selamat. Sebaliknya barangsiapa meninggalkannya, niscaya tenggelam dan binasa.

[13] Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah aqidah kasih sayang dan persatuan. Karena, tidaklah umat Islam itu bersatu dalam kalimat yang sama di berbagai masa dan tempat kecuali karena mereka berpegang teguh dengan aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Sebaliknya, mereka akan berpecah belah dan saling berselisih pendapat jika menjauh darinya.
[14] Aqidah Ahlus Suannah wal Jama'ah adalah aqidah istimewa. Para pengikutnya adalah orang-orang istimewa, jalan mereka lurus dan tujuan-tujuannya jelas.
[15] Ia menjaga para pengikutnya dari bertindak tanpa petunjuk, mengacau dan sikap sia-sia. Manhaj mereka satu, prinsip mereka jelas, tetap dan tidak berubah. Karena itu para pengikutnya selamat dari mengikuti hawa nafsu, selamat dari bertindak tanpa petunjuk dalam soal wala' wal bara' (setia dan berlepas diri dari orang lain), kecintaan dan kebencian kepada orang lain. Sebaliknya, ia memberikan ukuran yang jelas, sehingga tidak akan keliru selamanya. Dengan demikian ia akan selamat dari perpecahan, bercerai berai dan kesia-siaan. Ia akan tahu kepada siapa harus membenci, dan mengetahui pula hak serta kewajibannya.

[16] Ia akan memberikan ketenangan jiwa dan pikiran kepada pengikutnya. Jiwa tidak akan gelisah, tidak akan ada kekacauan dalam pikirannya. Sebab akidah ini menghubungkan antara orang mukmin dengan Tuhannya. Ia akan rela Allah sebagai Tuhan, Pencipta, Hakim dan Pembuat Syari'at. Maka hatinya akan merasa aman dengan takdir-Nya, dadanya akan lapang atas ketentuan-ketentuan hukum-Nya, dan pikirannya akan jernih dengan mengetahui-Nya.

[17] Tujuan dan amal pengikut aqidah ini mejadi selamat. Yakni selamat dari penyimpangan dalam beribadah. Ia tidak akan menyembah selain Allah dan akan mengharapkan kepada selain-Nya.

[18] Ia akan mempengaruhi prilaku, akhlak dan mua'malah. Aqidah ini memerintahkan pengikutnya melakukan setiap kebaikan dan mencegah mereka melakukan setiap kejahatan. Ia memerintahkan keadilan dan berlaku lurus serta mencegah mereka dari kezhaliman dan penyimpangan.

[19] Ia mendorong setiap pengikutnya bersungguh-sungguh dan bersemangat dalam segala sesuatu.

[20] Ia membangkitkan jiwa mukmin agar mengagungkan Al-Qur'an dan As-Sunnah. Sebab ia mengetahui bahwa Al-Qur'an dan As-Sunnah adalah haq, petunjuk dan rahmat,karena itu mereka mengagungkan dan berpegang teguh pada keduanya.

[21] Ia menjamin kehidupan yang mulia bagi pengikutnya. Di bawah naungan aqidah ini akan terwujud keamanan dan hidup mulia. Sebab ia tegak atas dasar iman kepada Allah dan kewajiban beribadah kepada-Nya, dan tidak kepada yang lain. Dan hal itu -dengan tidak diragukan lagi- menjadi sebab keamanan, kebaikan dan kebahagiaan dunia-akhirat. Keamanan adalah sesuatu yang mengiringi iman. Maka, barangsiapa kehilangan iman, ia akan kehilangan keamanan. Allah berfirman : "Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". [Al-An'am : 82]. Jadi orang-orang yang bertakwa dan beriman adalah mereka yang memiliki kemanan yang sempurna dan petunjuk yang sempurna pula, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, orang-orang musyrik dan pelaku maksiat adalah orang-orang yang selalu ketakutan. Mereka senantiasa diancam dengan berbagai siksaan di setiap saat.

[22] Aqidah ini menghimpun semua kebutuhan ruh, hati dan jasmani.

[23] Mengakui akal, tetapi membatasi perannya. Ia adalah aqidah yang menghormati akal yang lurus dan tidak mengingkari perannya. Jadi, Islam justru tidak rela jika seorang muslim memadamkan cahaya akalnya, lalu hanya bertaklid buta dalam persoalan aqidah dan lainnya. Meskipun begitu, peran akal tetaplah terbatas.

[24] Mengakui perasaan manusia dan membimbingnya pada jalan yang benar. Perasaan adalah sesuatu yang alami pada diri manusia dan tak seorangpun manusia yang tidak memilikinya. Aqidah ini adalah aqidah yang dinamis, tidak kaku dan beku, ia mengaku adanya perasaan manusia serta menghormatinya, tetapi bukan berarti ia mengumbarnya. Sebaliknya ia meluruskan dan membimbingnya sehingga menjadi sarana perbaikan dan pembangunan, tidak sebagai alat perusak dan penghancur.

[25] Ia menjamin untuk memberi jalan keluar setiap persoalan, baik sosial, politik, ekonomi, pendidikan atau persoalan lainnya.

Dengan aqidah ini, Allah telah menyatukan hati umat Islam yang berpecah belah, hawa nafsu yang bercerai berai, mencukupkan setelah kemiskinan, mengajari ilmu setelah kebodohan, memberi penglihatan setelah buta, memberi makan dari kelaparan dan memberi mereka keamanan dari ketakutan.

[Tasharrufan (saduran) dari Mukhtasar Aqidah Ahlis Sunnah wal Jama'ah, Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd, Buletin AN NUR Thn. IV/No. 139/Jum'at I/R.Awal 1419H]

Wednesday, August 28, 2013

Apa Itu Sekularisme

Sekularisme merupakan aliran baru dan gerakan yang rusak, bertujuan untuk memisahkan urusan agama dari negara, berjibaku diatas keduniawian dan sibuk dengan kenikmatan dan kelezatan serta menjadikannya sebagai satu-satunyya tujuan di dalam kehidupan ini, melupakan dan melalaikan rumah akhirat dan tidak melirik kepada amalan-amalan ukhrawi ataupun memperhatikannya. Sabda Rasulullah berikut ini sangat sesuai dilabelkan kepada seorang sekuler,

"Artinya : Celakalah budak dinar, budak dirham dan budak khamishah (sejenis pakaian terbuat dari sutera atau wol, berwarna hitam dan bertanda); jika diberi, dia rela dan jika tidak diberi, dia mendongkol. Celaka dan merugilah (sia-sialah) dia dan bila duri mengenainya, maka dia tidak mengeluarkannya" [Al-Bukhari, al-Jihad (2883)]

Setiap orang yang mencela sesuatu dari ajaran Islam baik melalui ucapan ataupun perbuatan maka sifat tersebut dapat dilekatkan padanya. Barangsiapa menjadikan undang-undang buatan manusia sebagai pemutus dan membatalkan hukum-hukum syari'at, maka dia adalah seorang sekuler. Siapa yang membolehkan semua hal yang diharamkan seperti perzinaan, minuman keras, musik dan transaksi ribawi dan meyakini bahwa melarang hal itu berbahaya bagi manusia dan merupakan sikap apatis terhadap sesuatu yang memiliki mashalahat terhadap diri, maka dia adalah seorang Sekuler. Siapa yang mencegah atau mengingkari penegakan hukum hudud seperti hukum bunuh terhadap si pembunuh, rajam, cambuk terhadap pezina atau peminum khamar, potong tangan pencuri atau perampok dan mengklaim bahwa penegakannya menyalahi sikap lemah lembut dan mengandung unsur kesadisan dan kebengisan, maka dia masuk ke dalam sekulerisme.
Sedangkan hukum Islam terhadap mereka, maka sebagaimana firman Allah Swt tatkala memberikan sifat kepada orang-orang Yahudi,
"Artinya : Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia. " [Al-Baqarah :85].
Barangsiapa menerima sesuatu yang setara dari ajaran agama seperti Ahwal Syakhshiyyah (Undang-Undang Perdata), sebagian ibadah dan menolak apa yang tidak sejalan dengan hawa nafsunya, maka dia masuk ke dalam makna ayat ini.

Demikian juga firmanNya.
"Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan." [Hud:15-16]
Maka, tujuan utama kaum sekuler adalah menggabungkan dunia dan kenikmatan pelampiasan hawa nafsu sekalipun diha-ramkan dan mencegah dari melakukan kewajiban, maka mereka masuk ke dalam makna ayat di atas dan juga ayat berikut,

"Artinya : Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir." [Al-Isra :18]
Dan banyak lagi ayat-ayat dan hadits-hadits semisalnya, wallohu a' lam.

Demikianlah Jawaban yang diberikan Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin ditanya : Apa itu sekulerisme? Dan bagaimana hukum Islam terhadap para penganutnya?


[Fatawa Fi at-Tauhid, dari fatwa Fadhilatusy Syaikh Ibn Jibrin, h.39-40]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-2, Darul Haq]

Sunday, August 25, 2013

Waktu-Waktu Mustajab Berdo'a

Allah memberikan masing-masing waktu dengan keutamaan dan kemuliaan yang berbeda-beda, diantaranya ada waktu-waktu tertentu yang sangat baik untuk berdo'a, akan tetapi kebanyakan orang menyia-nyiakan kesempatan baik tersebut. Mereka mengira bahwa seluruh waktu memiliki nilai yang sama dan tidak berbeda.
Bagi setiap muslim seharusnya memanfaatkan waktu-waktu yang utama dan mulia untuk berdoa agar mendapatkan kesuksesan, keberuntungan, kemenangan dan keselamatan. Adapun waktu-waktu mustajabah tersebut antara lain.
[1]. Sepertiga Akhir Malam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya Rabb kami yang Maha Berkah lagi Maha Tinggi turun setiap malam ke langit dunia hingga tersisa sepertiga akhir malam, lalu berfirman ; barangsiapa yang berdoa, maka Aku akan kabulkan, barangsiapa yang memohon, pasti Aku akan perkenankan dan barangsiapa yang meminta ampun, pasti Aku akan mengampuninya". [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat bab Doa Nisfullail 7/149-150]

[2]. Tatkala Berbuka Puasa Bagi Orang Yang Berpuasa
Dari Abdullah bin 'Amr bin 'Ash Radhiyallahu 'anhu bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya bagi orang yang berpuasa pafa saat berbuka ada doa yang tidak ditolak". [Sunan Ibnu Majah, bab Fis Siyam La Turaddu Da'watuhu 1/321 No. 1775. Hakim dalam kitab Mustadrak 1/422. Dishahihkan sanadnya oleh Bushairi dalam Misbahuz Zujaj 2/17].
[3]. Setiap Selepas Shalat Fardhu


Dari Abu Umamah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya tentang doa yang paling didengar oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, beliau menjawab.

"Artinya : Di pertengahan malam yang akhir dan setiap selesai shalat fardhu".
[Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'awaat 13/30. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/167-168 No. 2782].
[4]. Pada Saat Perang Berkecamuk
Dari Sahl bin Sa'ad Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda.
"Artinya : Ada dua doa yang tidak tertolak atau jarang tertolak ; doa pada saat adzan dan doa tatkala peang berkecamuk". [Sunan Abu Daud, kitab Jihad 3/21 No. 2540. Sunan Baihaqi, bab Shalat Istisqa' 3/360. Hakim dalam Mustadrak 1/189. Dishahihkan Imam Nawawi dalam Al-Adzkaar hal. 341. Dan Al-Albani dalam Ta'liq Alal Misykat 1/212 No. 672].
[5]. Sesaat Pada Hari Jum'at

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa Abul Qasim Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Sesungguhnya pada hari Jum'at ada satu saat yang tidak bertepatan
seorang hamba muslim shalat dan memohon sesuatu kebaikan kepada Allah melainkan akan diberikan padanya, beliau berisyarat dengan tangannya akan sedikitnya waktu tersebut". [Shahih Al-Bukhari, kitab Da'awaat 7/166. Shahih Muslim, kitab Jumuh 3/5-6]

Waktu yang sesaat itu tidak bisa diketahui secara persis dan masing-masing riwayat menyebutkan waktu tersebut secara berbeda-beda, sebagaimana yang telah disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 11/203.


Dan kemungkinan besar waktu tersebut berada pada saat imam atau khatib naik mimbar hingga selesai shalat Jum'at atau hingga selesai waktu shalat ashar bagi orang yang menunggu shalat maghrib.
[6]. Pada Waktu Bangun Tidur Pada Malam Hari Bagi Orang Yang Sebelum Tidur Dalam Keadaan Suci dan Berdzikir Kepada Allah
Dari 'Amr bin 'Anbasah Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.
"Artinya :Tidaklah seorang hamba tidur dalam keadaan suci lalu terbangun padamalam hari kemudian memohon sesuatu tentang urusan dunia atau akhirat melainkan Allah akan mengabulkannya". [Sunan Ibnu Majah, bab Doa 2/352 No. 3924. Dishahihkan oleh Al-Mundziri 1/371 No. 595]
Terbangun tanpa sengaja pada malam hari.[An-Nihayah fi Gharibil Hadits 1/190]
Yang dimaksud dengan "ta'ara minal lail" terbangun dari tidur pada malam hari.

[7]. Doa Diantara Adzan dan Iqamah
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda.
"Artinya : Doa tidak akan ditolak antara adzan dan iqamah". [Sunan Abu Daud, kitab Shalat 1/144 No. 521. Sunan At-Tirmidzi, bab Jamiud Da'waat 13/87. Sunan Al-Baihaqi, kitab Shalat 1/410. Dishahihkan oleh Al-Albani, kitab Tamamul Minnah hal. 139]

[8]. Doa Pada Waktu Sujud Dalam Shalat
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Adapun pada waktu sujud, maka bersungguh-sungguhlah berdoa sebab saat itu sangat tepat untuk dikabulkan". [Shahih Muslim, kitab Shalat bab Nahi An Qiratul Qur'an fi Ruku' wa Sujud 2/48]
Yang dimaksud adalah sangat tepat dan layak untuk dikabulkan doa kamu.

[9]. Pada Saat Sedang Kehujanan
Dari Sahl bin a'ad Radhiyallahu 'anhu bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda.
"Artinya : Dua doa yang tidak pernah ditolak ; doa pada waktu adzan dan doa pada waktu kehujanan". [Mustadrak Hakim dan dishahihkan oleh Adz-Dzahabi 2/113-114. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami' No. 3078].
Imam An-Nawawi berkata bahwa penyebab doa pada waktu kehujanan tidak ditolak atau jarang ditolak dikarenakan pada saat itu sedang turun rahmat khususnya curahan hujan pertama di awal musim. [Fathul Qadir 3/340].
[10]. Pada Saat Ajal Tiba
Dari Ummu Salamah bahwa Rasulullah mendatangi rumah Abu Salamah (pada hari wafatnya), dan beliau mendapatkan kedua mata Abu Salamah terbuka lalu beliau memejamkannya kemudian bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya tatkala ruh dicabut, maka pandangan mata akan
mengikutinya'. Semua keluarga histeris. Beliau bersabda : 'Janganlah kalian berdoa untuk diri kalian kecuali kebaikan, sebab para malaikat mengamini apa yang kamu ucapkan". [Shahih Muslim, kitab Janaiz 3/38]
[11]. Pada Malam Lailatul Qadar
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Artinya : Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar". [Al-Qadr : 3-5]
Imam As-Syaukani berkata bahwa kemuliaan Lailatul Qadar mengharuskan doa setiap orang pasti dikabulkan. [Tuhfatud Dzakirin hal. 56]
[12]. Doa Pada Hari Arafah
Dari 'Amr bin Syu'aib Radhiyallahu 'anhu dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah". [Sunan At-Tirmidzi, bab
Jamiud Da'waat 13/83. Dihasankan oleh Al-Albani dalam Ta'liq alal Misykat 2/797 No. 2598]

[Disalin dari buku Jahalatun nas fid du'a, edisi Indonesia Kesalahan Dalam Berdoa, oleh Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih, hal 181-189, terbitan Darul Haq, penerjemah Zainal Abidin Lc]

Saturday, August 24, 2013

Cara Menggapai Haji Yang Mabrur


Menggapai Haji Mabrur." Haji secara bahasa berarti menuju atau menziarahi suatu tempat. Menurut istilah fikih ziarah ke Baitullah, Mekah, untuk melaksanakan ibadah dengan cara tertentu, dalam waktu dan tempat-tempat tertentu. Ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang lima yang diwajibkan pada tahun kesembilan setelah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah.

Ibadah haji sudah dikenal dari masa Nabi Ibrahim Alaihissalam. Nabi Ibrahim Alaihissalam beserta putranya Ismail disuruh Allah Subhanhu Wa Ta'ala membangun Baitullah (Ka'bah). Kemudian ia disuruh mengajak umat manusia menziarahi rumah Allah tersebut. Dari waktu itu bangsa Arab di sekitarnya setiap tahun berbondong-bondong menuju Ka'bah untuk melakukan ibadah haji dengan cara syariat Nabi Ibrahim Alaihissalam. Pelaksanaan haji berjalan terus sampai masa Muhammad diutus menjadi Rasulullah.

Semulia-mulianya haji, adalah mereka yang dapat menggapai predikat mabrur. etua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Prof DR KH Satori Ismail mengungkapkan haji mabrur adalah haji yang diterima Allah Subhanhu Wa Ta'ala, yaitu ibadah haji yang dilaksanakan jamaah haji dengan melengkapi syarat, rukun, dan wajibnya. Selain itu, saat pelaksanaannya, tidak melakukan pelanggaran sebagaimana yang dijelaskan Allah Subhanhu Wa Ta'ala dalam firman-Nya pada surat Albaqarah (2) ayat 197, ''Barangsiapa yang berniat melakukan ibadah haji, maka hendaklah tidak rafats, tidak berbuat fasik dan tidak berbantah-bantahan.''

Upaya untuk mendapatkan haji yang mabrur tersebut, kata Satori, ditempuh dengan berbagai cara. Sebelum berangkat haji dia harus melakukan hal-hal yang mendukung hajinya, yaitu pertama, bekalnya yang digunakan adalah bekal yang halal. Kedua, dia betul-betul niat ikhlas karena Allah Subhanhu Wa Ta'ala. Ketiga, berbekal ketakwaan. Keempat, mengerti tentang ilmu pelaksanaan haji. Mengerti rukun haji itu apa saja, wajib haji apa saja, larangan-larangan ihram apa saja. Kemudian kelima, dia mengerti ilmu tentang ibadah selama dalam perjalanan. Umpamanya, bagaimana tayamum, shalat dalam perjalanan, jama', qashar, dan seterusnya. ''Ini sesuatu yang harus dilengkapi sebelum berangkat haji,'' jelasnya.

Sedangkan, saat melaksanakan ibadah haji, barangsiapa yang sudah niat untuk melaksanakan ibadah haji maka tidak boleh berbicara kotor, tidak boleh melanggar aturan-aturan agama Islam. Juga tidak boleh maksiat, dan tidak boleh berbantah-bantahan. Jadi, selama haji dia lakukan ikhlas karena Allah Subhanhu Wa Ta'ala.''

Selama di Tanah Suci, Satori menyarankan untuk memperbanyak dzikir dan menggunakan waktu sefektif mungkin.Laksanakan ibadah dengan tenang tanpa mengganggu orang lain. Jika ada kesempatan, berkurban. Sebaik-baiknya haji adalah yang banyak membaca talbiyah dan bisa berkurban,'' ungkapnya, mengutip hadis Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.

Ketua MUI (Majelis Ulama Indonesia) Drs KH Amidhan menyatakan keutamaan ibadah haji yang mabrur. Ia lalu mengutip sebuah sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang artinya: ''Haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.''

Menurut Amidhan, memang balasan surga adanya di akhirat. Namun sesungguhnya, balasan di dunia pun tetap ada yakni dalam perilaku yang berubah dan lebih baik. ''Seseorang yang ibadah hajinya meraih predikat mabrur, akan terlihat sekembalinya ke Tanah Air. Ia berangkat ke Tanah Suci untuk melaksanakan kewajiban kepada Allah dan bukan untuk mencari status. Jadi, niat dan hati harus lurus semata karena Allah Subhanhu Wa Ta'ala,'' jelasnya, Rabu (14/11).

Sebaliknya, sambung Amidhan, seorang jamaah haji yang ternyata sama sekali tidak ada perubahan setelah dan sebelum berangkat ke Tanah Suci, maka bisa dikatakan ia berpredikat haji mardud (haji yang ditolak). ''Dan ini gampang mengenalinya. Misalnya kebiasaan shalatnya yang bolong-bolong, masih tetap. Begitu juga sikapnya kepada orang-orang yang tak mampu yang ada di sekitarnya, dia masih kurang peduli. Jelas, ini bukanlah perilaku haji mabrur,'' jelas Amidhan.

Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Ulum Sawangan Depok KH Drs Anwar Hidayat SH menjelaskan predikat haji yang mabrur hanya bisa diraih dengan niat dan hati yang lurus semata-mata untuk beribadah kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala di Tanah Suci. ''Jadi hati harus benar-benar lurus, tidak boleh ada sedikit pun untuk kepentingan lainnya dalam melaksanakan ibadah haji, ujar Kiai Anwar.

Karena itu, kata dia, semua atribut duniawi harus ditinggalkan di Tanah Air. ''Semua atribut dunia mulai pangkat, jabatan dan harta, harus ditinggalkan di Tanah Air dan tidak perlu dibawa ke Tanah Suci. Kita harus benar-benar ikhlas melakukan taubat seperti yang dilakukan Nabi Adam Alaihissalam setelah melakukan kedzaliman,'' jelasnya.

Taubat yang semata-mata untuk meraih ampunan dari Yang Mahakuasa, dilakukan Nabi Adam Alaihissalam selama 40 tahun di Padang Arafah. ''Bayangkan untuk satu kesalahan dan kedzaliman, Nabi Adam melakukan taubat di Arafah selama 40 tahun dengan sedikit pun tidak berani mengangkat kepalanya. Dengan penuh rasa malu dan tak henti-hentinya Nabi Adam Alaihissalam memohon kepada Allah Subhanhu Wa Ta'ala untuk diampuni atas kedzaliman yang telah diperbuatnya.

Redaksi MC-Online | Dikutip dan Update oleh situs Dakwah Syariah

Tuesday, August 20, 2013

Ulama Mesir Gabung Dengan Hizbut Tahrir


Muktamar Khilafah: Ulama Mesir bergabung dengan Hizbut Tahrir." Syekh Hasan dari seorang ulama al-Azhar Mesir yg kini telah bergabung dengan Hizbut-Tahrir: beliau mengatakan pada saat MK Jakarta tgl 2 Juni 2013

ولقد عِشْتُ سنيناً وسافرتُ كثيراً والتقيتُ مع العلماءِ في كثيرٍ من البلدانِ أبحثُ عن السبيلِ القويمِ والطريقِ الصحيحِ الموصلِ إلى سعادَتيِ في الدنيا والأخرةْ، فلم أجدْ ما يَرْوِي ظمأِي وينيرُ طريقي، وشاءَ اللهُ عزَّ وجلَّ أَنْ أسمعَ وأُشاهِدُ بَرْنَامَجْ "ثمّ تكونُ خلافة" الذي يُعِدُّهُ حزبُ التحريرِ، يومها علمتُ أَنّهُ لا فَوْزَ ولا نَجَاحَ ولا فلاحَ إلاّ باتباعِ هذا الطريقِ الذي رَسَمَهُ لنا رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلّم، فسارعتُ إليهمْ والتقيتُ بهم. يَوْمَهَا عَلِمْتُ أنّ الله أنعمَ عليَّ بميلادين، الأولُ يومَ ولدتني أمي، والثاني يومَ أكرَمنِي اللهُ عزَّ وجلَّ بالعملِ مع حزبِ التحريرِ على عودةِ الخلافةِ الراشدةِ على منهاجِ النبوة.

(Saya telah hidup bertahun-tahun,Saya telah banyak bepergian, dan saya telah bertemu dengan ulama di banyak negeri, saya mencari jalan yang lurus dan jalan yang benar yang bisa menghantarkan kepada kebahagianku di Dunia dan Akhirat. Namun saya tidak menemukan yang bisa menyegarkan kehausan saya dan bisa menerangi jalan hidup saya. Kemudian dengan kehendak Allah Subhanhu Wa Ta'ala saya mendengar dan menyaksikan sebuah acara TV yang berjudul "Tsumma Takuunul Khilaafah" yang diselengarakan oleh Hizbut-Tahrir (Mesir). Pada saat itu saya meyakini bahwa tidak ada keberuntungan, tidak ada kesuksesan dan tidak ada kebahagian kecuali dengan mengikuiti jalan ini (jalan dakwah Hizbut-Tahrir) yang telah digariskan untuk kita oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Maka saya-pun bersegera bergabung dengan mereka (para aktifis Hizbut-Tahrir),saya bertemu dengan mereka. Pada saat itu saya meyakini bahwa Allah telah memberikan nikmat kepada saya dengan dua kelahiran. Yang pertama adalah hari di saat saya dilahirkan dari rahim Ibu, dan yang kedua adalah hari di saat Allah memulyakan saya dengan bisa berjuang bersama hizbut-tahrir untuk mengembalikan Khilafah Rasyidah alaa Minhaajin Nubuwwah.

from:site islam." Dikutip dan Update oleh situs Dakwah Syariah

Muktamar Khilafah dI Gelora Bung Karno


Muktamar Khilafah GBK dihadiri 100 ribu." Lebih dari 100 ribu warga yang tergabung dalam Hizbut Tahrir memenuhi Gelora Bung Karno (GBK) sejak Ahad pagi (2/6).

Pendukung Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ini berkumpul di GBK dalam rangka menghadiri puncak perayaan Muktamar Khilafah 2013.

Padatnya pendukung HTI ini membuat jalan di sekitar senayan arah Semanggi macet total dipenuhi kendaraan warga dan simpatisan HTI yang akan menghadiri acara di arena Muktamar.

Juru Bicara HTI, Muhammad Ismail Yusanto dalam rilisnya mengatakan, Muktamar Khilafah yang diselenggarakan HTI ini selain diadakan di Jakarta, juga diselenggarakan di 31 kota lain di seluruh Indonesia.

Agenda Muktamar Khilafah ini, jelas dia, kembali mengokohkan peran Khilafah di tengah arus perubahan besar yang terjadi saat ini di berbagai belahan dunia.

"Ini sesuai dengan tema Muktamar Khilafah ini, perubahan besar dunia menuju Khilafah. Kita ingin mengingatkan bahwa perubahan sesungguhnya adalah sebuah keniscayaan," ujar Ismail, Ahad (2/6).

Pesan utama Muktamar ini, kata dia, umat harus turut serta dan semestinya menjadi motor penggerak utama perubahan politik dimanapun ia berada, termasuk di negeri ini.

Perubahan itu, menurutnya, menuju tegaknya khilafah di muka bumi ini. HTI juga menyerukan kepada semua elemen umat Islam untuk benar-benar mengamalkan syariah sebagai agenda utama.

HTI menyerukan kepada Pemerintah Indonesia agar tetap menjamin ekspresi dan apresiasi umat Islam yang dijamin oleh Undang-Undang, serta mengajak aparat keamanan untuk tetap menjaga keamanan.

Hingga berlangsungnya acara di ahad siang, ribuan pendukung HTI masih berdatangan ke arena muktamar. Beberapa warga HTI bahkan datang dari luar Jakarta, seperti Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah

src republika.co.id," kaskus," kaffah.biz," Dikutip dan Update oleh situs Dakwah Syariah

Muktamar Khilafah Tahun 2013 di Surabaya


Muktamar Khilafah Minggu, Puluhan Ribu HTI Datangi Surabaya, Hindari Tambaksari." Sebanyak 60 ribu massa dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur diperkirakan akan menghadiri Muktamar Khilafah 2013 yang akan digelar di Stadion Gelora 10 November, Tambaksari Surabaya, Minggu (26/5/2013).

Massa sebanyak itu akan mengendari ribuan kendaraan mulai bus, kendaraan umum hingga sepeda motor. "Karenanya kami meminta maaf jika nanti mengganggu lalu lintas di dalam Kota Surabaya," kata Wasis Sutikno, Ketua Panitia Muktamar Khilafah HTI Jawa Timur, Rabu (22/5/2013).

Untuk mencegah kemacetan, HTI mengaku telah menerapkan skenario memecah konsentrasi massa. Misalnya yang datang dari arah Sidoarjo akan dipecah dalam dua jalur yaitu melalui Rungkut dan melalui kawasan Jemursari.

Begitu juga massa yang datang dari Suramadu juga akan dipecah satu melalui Merr, dan satunya lagi melalui jalur tengah. "Massa yang dari arah Gresik juga kita pecah," kata Wasis.

Untuk menghindari kemacetan parah, massa HTI yang berasal dari seluruh daerah di Jawa Timur ini akan tiba sejak subuh dan terlebih dahulu berhenti di beberapa masjid di pinggiran Kota Surabaya.

Di masjid-masjid yang ada di pinggiran Kota surabaya ini, massa HTI akan melaksanakan ibadah sholat subuh terlebih dahulu sebelum akhirnya meluncur ke GOR Tambaksari.

Menurut Wasis, acara Muktamar sendiri akan dimulai sekitar pukul 06.00 dan dijadwalkan pada pukul 10.00 sudah selesai. "Mungkin yang akan macet waktu pulangnya, tapi tetap akan kita pecah mereka sehingga tidak terkonsentrasi di satu jalan saja," kata dia.

Sementara itu, M Usman, Humas DPD HTI Jawa Timur mengatakan muktamar kali ini akan digelar dengan rangkaian acara diantaranya adalah munajat dan istighotsah bersama. "Selain itu juga akan ada orasi-orasi," kata Usman. (fik) src kelanakota.suarasurabaya.net," Dikutip dan Update oleh situs Dakwah Syariah.

Acara Muktamar Khilafah di Ambon


HTI Maluku Gelar Muktamar Khilafah di Ambon." Bertempat di Gedung Ashari Al Fatah,  DPD Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Maluku menggelar Muktamar Khilafah 2013 pada Ahad (12/05/2013).

Tema yang diusung dalam acara tersebut adalah "Perubahan besar dunia Menuju Khilafah". Acara yang dimulai pada pukul 08.00 WIT tersebut diisi dengan acara pemberian materi kajian oleh beberapa pembicara diantaranya ustadz Ir. H.M. Ismail Yusanto, MM (juru bicara HTI pusat), ustadz Shabran Mujahidin (DPP HTI) dan Ustadz La Ane (DPD I HTI Maluku).

Dalam sambutannya ustadz Ismail Yusanto menjelaskan bahwa sebab umat Islam tidak melaksanakan syariat Islam itu ada tiga hal, yaitu: karena tidak paham ,salah paham dan pahamnya salah. Karena itu Ismail mengatakan,"usaha Hizbut Tahrir selama ini adalah memahamkan umat Islam akan ajarannya," ujarnya dihadapan para hadirin.

Ismail mengatakan bahwa pokok persoalan problematika umat Islam hari ini  adalah karena tidak tegaknya kehidupan Islam.

“Yang menyebabkan tidak tegaknya kehidupan Islam adalah musuh Islam dan umat Islam itu sendiri," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut Ismail Yusanto juga mengatakan bahwa perjuangan HTI melalui tiga marhalah (fase) yaitu, marhalah pembinaan dan pengkaderan, interaksi dengan umat dan penyerahan kekuasaan.

Diantara tokoh Islam Maluku yang hadir pada kesempatan tersebut adalah ustadz Ali Fauzi Imam Masjid Al Fatah Ambon.

Pesertayang hadir di tempat acara nampak ratusan umat Islam yang didominasi oleh para pemuda dan pemudi muslim nampak dengan antusias mengikuti kajian demi kajian yang diberikan oleh para pemateri.

Antusiasme juga terlihat dari berbagai pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta kepada para pemateri.

“bagaimana cara kita menyingkirkan sistem demokrasi?" ujar salah satu peserta yang bertanya.

Menanggapi pertanyaan tersebut Ismail mengatakan,"untuk menyingkirkan sistem demokrasi maka caranya adalah dengan menegakkan sistem khilafah,sebab kebatilan akan hilang jika kebenaran datang," jawabnya.

Ketua panitia acara muktamar, ustadz Munawir mwngatakan kepada voa-islam ,"kita akan menindak lanjuti acara ini dengan acara dan kajian."

Acara muktamar kemudian dilanjutkan dengan pemutaran film tentang sejarah dan perjalanan Hizbut Tahrir di dunia.

Sebagai penutup acara ustadz Ismail Yusanto menyampaikan pidato politiknya yang menyampaikan tentang pentingnya menegakkan khilafah sebagai pelindung dan tempat bernanungnya umat Islam. [AF]voa-islam." Dikutip dan Update oleh situs Dakwah Syariah

Acara Muktamar Khilafah di Lampung


11 Ribu Orang Hadiri Muktamar Khilafah Hizbut Tahrir." Hizbut Tahrir DPD I Lampung menggelar Muktamar Khilafah di Stadion Sumpah Pemuda, PKOR Way Halim, Minggu (12/5/2013). Sekitar 11.000 peserta se-Lampung menghadiri kegiatan itu.

Ketua DPD I HT Lampung Dudy Alfian mengatakan, kegiatan ini tidak hanya diadakan di Lampung tetapi di seluruh Indonesia. "Acara ini diadakan lebih dari 31 kota di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua.

Puncak acaranya nanti di Istora Senayan, Jakarta, 2 Juni 2013," kata Dudy dalam konferensi persnya, Minggu (12/5/2013) di Stadion Sumpah Pemuda, PKOR Way Halim.

lampung.tribunnews | Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah

Acara Muktamar Khilafah di Samarinda


Muktamar Khilafah Samarinda: Demokrasi Sistem Kufur Sekaligus Rusak." AHAD pagi (12/5/2013) Hizbut Tahrir Indonesia DPD Kalimantan Timur menggelar Muktamar Khilafah di GOR Segiri Samarinda.  Acara dihadiri sekitar 8000 massa yang datang dari berbagai kota di Kalimantan Timur.

Dalam orasinya, Anggota DPD HTI Samarinda,  Ir. Syafullah Abu Zahro, menjelaskan bobroknya sistem Demokrasi. Menurutnya, Demokrasi bukan hanya sistem yang terbukti kufur, namun juga sistem yang terbukti rusak dan merusak.

“Kufur karena menjadikan kedaulatan berada di tangan rakyat, sehingga menjadikan manusia sebagai al hakim (pembuat hukum),” tegasnya.

Dalam demokrasi, akal yang berorientasi pada maslahat dalam perspekstif akal manusia, kemudian dijadikan dasar untuk membuat hukum. Padahal di dalam Islam yang berhak membuat hukum hanyalah Allah Subhanhu Wa Ta'ala.

Sedangkan Demokrasi dikatakan rusak karena Demokrasi telah terbukti merusak tantanan kehidupan manusia dari berbagai sendi kehidupan manusia, yaitu ketika Demokrasi membuat empat (4) pilar kebebasan yakni Kebebasan beragama/Aqidah (freedom of religion), Kebebasan berpendapat (fredom of speech), Kebebasan kepemilikan (freedom of ownership) dan Kebebasan bertingkah laku (personal freedom), pungkasnya. (Adi Victoria/Pz/Islampos)