Thursday, June 27, 2013

Menjaga Keluarga dari Khamar dan Narkoba

Bentengi Diri dan Keluarga dari Khamar dan Narkoba." NarkobaKhamar, dalam ungkapan yang umum dipahami adalah segala sesuatu yang memabukkan. Setiap minuman yang jika diminum menyebabkan mabuk, namanya khamar, dan diharamkan dalam Islam. Keputusan haramnya khamar di jaman rosululloh melalui proses panjang dan bertahap, karena pada saat itu khamar digunakan untuk memanaskan tubuh saat musim dingin.

Saat ini, semua ulama sepakat bahwa khamar hukumnya haram. Walaupun meminumnya sedikit, tetap saja haram seperti halnya meminum dalam jumlah yang banyak.

Dalam kaitannya dengan aqidah, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata, “Orang yang minum khamar, dan menemui Allah Subhanhu Wa Ta'ala  dia sama saja seperti orang penyembah berhala”. Artinya orang yang minum khamar meskipun beragama islam, derajatnya sama dengan orang musyrik, yakni bukan islam.  Haramnya khamar, tidak hanya terkait dengan meminum langsung, namun juga saat berhubungan atau menolong bisnis khamar.

Saat ini, khamar telah berkembang bentuknya tidak hanya minuman, namun juga dalam bentuk lain misalnya narkoba, putau, heroin, ekstasi, dan lain sebagainya. Barang ini tidak hanya memabukkan namun juga merusak akal, jantung dan ingatan. Penggunanya menjadi kecanduan dan berujung kematian.  Sehingga, untuk keperluan ini, narkoba dan sejenisnya haram hukumnya dikonsumsi.

Berhati-hatilah dengan narkoba dan sejenisnya, karena saat ini penggunanya sudah cukup banyak dan menyebar di lingkungan sekitar kita. Berdasarkan data survey, 50 persen pengguna narkoba berumur 9-15th, dan sudah 2 tahun pemakai tetap. Untuk itu bentengilah orang-orang yang kita cintai agar tidak terjerembab kepada konsumsi khamar dan narkoba, yang berujung kepada kenistaan dan laknat Allah Subhanhu Wa Ta'ala.

(Dikutip dari Khutbah Jum’at, Mesjid TAM, 2 Oktober 2010)

Gambar oleh: http://www.dakwatuna.com
Referensi: http://www.nasehatislam.com
Update Judul oleh situs Dakwah Syariah


Rating: 5

Wednesday, June 26, 2013

Kisah Orang Shalih Imam Masjid di London



Diangkat dari sebuah tabloid Islam di London, Inggris."Seorang imam masjid di London, setiap hari pergi pulang dari rumahnya ke masjid dengan mengendarai bus umum. Ongkos bus tersebut dibayar pakai kartu (card), atau langsung ke sopir karena bus tidak memiliki kondektur. Setelah bayar, baru kemudian cari tempat duduk kosong.

Sang imampun bayar ongkos pada sopir lalu menerima kembalian, sebab hari itu ia tidak punya uang pas... baru kemudian duduk di bangku belakang yg kosong.

Di tempat duduknya dia menghitung uang kembalian dari sopir yg ternyata lebih 20 sen.
Sejenak iapun terpikir.. uang ini dikembalikan atau tidak yah..? Ah cuma 20 sen ini... ah dia (sopir) orang kafir ini... atau aku masukin saja ke kotak amal di masjid...??

Setelah sampai di tempat tujuan, ia pun hendak turun bus dengan berjalan melewati sopir bus tersebut. Dalam hatinya masih bergejolak atas uang 20 sen itu, antara dikembalikan atau tidak. Namun ketika sampai di dekat sopir, spontan iapun mengulurkan 20 sen sambil berkata: "Uang kembaliannya berlebih 20 sen".

Tanpa disangka tanpa dinyana.. sopir itu mengacungkan jempol seraya berkata: "Anda berhasil..!!!" 

"Apa maksud anda..?" Tanya imam masjid.

"Bukankah anda imam masjid yang di sana tadi?" Tanya sopir.
"Betul" jawabnya                                 

Lantas sopir itu berkata...

"Sebenarnya sejak beberapa hari ini saya ingin datang ke masjid anda untuk belajar dan memeluk Islam.. tapi timbul keinginan di hati saya untuk menguji anda sebagai imam masjid, apa benar Islam itu seperti yang saya dengar: jujur, amanah dan sebagainya. Saya sengaja memberikan kembalian berlebih dan anda berhasil. Saya akan masuk Islam". Kata sopir tersebut..

Alangkah tercengangnya imam masjid tersebut, sambil beristighfar meyesali apa yg dipikirkannya tadi. Hampir saja ia kehilangan kepercayaan hanya dengan uang 20 sen itu. Astaghfirullah...

Semoga jadi pelajaran buat kita untuk sentiasa bersikap sebagai seorang muslim sejati di mana saja, kapan saja dan di hadapan siapa saja...


Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah



Rating: 5

Saturday, June 22, 2013

Islam di Suriah Merindukan Khilafah

Islam di Suriah Merindukan Khilafah
Saksi Mata : “Umat Islam Suriah merindukan kedatangan Khilafah !”. Ibtihal Bsis baru – baru ini kembali dari kunjungannya dari Turki dan Suriah. Ia berkunjung untuk bertemu dengan kaum muslimin di sana dan menyaksikan secara langsung pembantaian yang terjadi di Suriah. Khilafah.com menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya.

Khilafah.com: Media melaporkan telah terjadi pembantaian keji yang terjadi di sana. Bisakah Anda menggambarkan fakta yang sebenarnya terjadi di sana?

Ibtihal Bsis: Sangat sulit membayangkan bahwa ada seorang pemimpin yang membanati rakyatnya sendiri dan lebih penting lagi adalah adanya pertempuran yang tidak seimbang. Orang ini (Bashar al-Assad) mempunyai tank, jet tempur, dan juga pesawat tempur yang dia akan gunakan dengan bangganya untuk membantai para orang tua, seperti kakak ipar saya yang saat ini hidup di basement karena serangan udara.

Jumlah wanita yang masuk ke penjara-penjara Shabeha saat ini meningkat, mereka diperlakukan agar bisa mengintimidasi suami mereka supaya menyerahkan diri karena berani turun ke jalan dan menahan anak – anak bahkan bayi-bayi yang  lututnya robek dan terlepas dari tubuh mereka.

Ketika saya bereada di Turki, seorang anak gadis berusia 18 tahun yang sedang membuat teh buat orang tuanya terkena roket di kakinya. Kedua kakinya harus diamputasi. Efek psikologis yang dialami gadis berusia 18 tahun itu di masa depan adalah sangat buruk, menyisakan rasa sakit fisik. Teriakannya di malam hari bisa terdengar karena mimpi buruk yang biasa dia alami – subhana Allah.

Bashar Al Assad telah menghancurkan kehidupan dan juga anggota tubuh. Saya bertemu laki – laki muda yang ditembak di tulang belakangnya dan sekarang tidak lagi dapat duduk. Saya bertemu dengan para wanita di Syria yang sekarang ini hidup tanpa suami dan tak dapat membayangkan bagaimana ia akan membesarkan anak-anaknya yang masih kecil.

Bayangkanlah ketika meninggalkan rumahmu dan harus meninggalkan segala sesuatu yang Anda miliki, kenangan Anda, harta benda Anda, segalanya, kemudian menemukan diri Anda hidup di sebuah sekolah lokal atau di dalam masjid dengan ratusan keluarga lainnya. Itulah realitas umat Islam saat ini di Suriah. Itulah kehidupan mereka.

Kenapa? Karena Assad ingin mempertahankan kursi kekuasaannya, semua ini terjadi karena sedikit orang ingin mengatur orang lain yang lebih banyak dan juga mereka akan menghukum, dengan cara yang paling kejam, bahkan jika Anda berani berusaha untuk menyingkirkan mereka.

Khilafah.com: Setelah 18 bulan, umat sepertinya dikondisikan oleh rejim untuk menemui jalan buntu. Bisakah anda memberikan gambaran apa yang telah diperoleh oleh orang – orang yang berada di medan pertempuran?

Ibtihal Bsis: Ats semua kerusakan dan kehancuran ini, Alhamdulillah, masih ada harapan, hal ini mengingatkan saya pada hadis Nabi Muhammad SAW di mana ia mengingatkan bahwa selalu ada “kebaikan” di dalam setiap situasi bagi seorang Muslim. Ketakutan yang mendominasi umat Islam akhirnya telah dapat dipatahkan. Banyak orang di Syria akan mengatakan kepada Anda bahwa kehidupan lebih buruk sebelum revolusi terjadi karena “kita seperti orang mati yang berjalan”. Revolusi ini tidak datang dari manapun. Orang – orang muak dengan kemiskinan dan menjadi demikian karena Bashar dan pendukung setianya Alawi yang menikmati gaya hidup mewah sementara rakyat banyak tidak dapat membeli roti- subhana Allah

Korupsi juga luar biasa merajalela. Orang – orang menghabiskan seluruh waktu hidupnya untuk menabung untuk membeli rumah, hanya untuk dihancurkan dalam beberapa menit karena mereka menolak membayar suap kepada pemerintah, dan itu adalah harga sebenarnya dari rumah itu. Pada dasarnya Anda akan disuruh membayar dua kali lipat dari harga rumah Anda. Saya bertemu dengan seorang saudara perempuan yang rumahnya telah dihancuran dua kali dan sekarang menjadi reruntuhan. Bashar dan pengikutnya berlaku layaknya mafia yang mencari uang untuk mendapatkan perlindungan. Mereka mengintimidasi, memenjarakan, dan membunuh siapa saja yang berani mempertanyakan perlakuan mereka. Mereka yang dinamakan “intel” akan memenuhi jalan – jalan dan orang yang berani memprotes sistem dan mengkritik pemerintah akan dicomot. Banyak dari mereka akan menghilang tanpa jejak. Tidak adanya rasa tanggung jawab dan juga kesombongannya yang busuk yang menyebabkan rakyat turun ke jalan.

Umat di Suriah memang harus membayar dengan harga yang tinggi, namun mereka siap untuk mengorbankan semuanya agar bisa hidup bermartabat. Rasa saling tolong menolong mereka dengan satu sama lain mengingatkan saya akan kaum Muahjirin dan Ansar dan juga rasa cinta yang mereka miliki satu sama lainnya. Orang – orang yang berada di wilayah yang bebas akan membuka pintu rumahnya bagi orang – orang yang datang dari kota yang jauh. Saya mengenal beberapa orang yang menyimpan air selama waktu berbulan – bulan dan sementara tetangganya tidak memiliki air, maka mereka akan menggunakan generator untuk memompa air yang akan dialirkan ke seluruh tetangganya subhana Allah. Kami bertemu dengan orang – orang yang tidak mempunyai apa – apa, tetapi mereka mau memberikan apa – apa yang mereka miliki ketika bertemu orang – orang yang lebih buruk kondisinya. Persatuan mereka, keprihatinan mereka satu sama lain, kemuarahan hati mereka ketika mereka tidak punya apa-apa, dan martabat mereka benar – benar menjadi sebuah inspirasi. Saya begitu sedih ketika suatu hari harus meninggalkan Suriah. Cinta mereka kepada Islam dan keimanan mereka yang tak tergoyahkan kepada Allah SWT meninggalkan saya kepada kerinduan untuk ada di antara mereka  karena mereka mengingatkan Anda kepada sahabat dan surga. Subahana Allah.

Khususnya, ketika mereka mininggalkan ketakutan mereka akan rezim Assad, umat Islam di Suriah telah berada dalam kondisi peperangan lebih dari setahun pada saat ini, dengan pengalaman dan bantuan dari tentara Suriah yang membelot, kemampuan bertempur mereka telah meningkat. Meningkatnya jumlah tank tentara Suriah dan kendaraan tempur lapis baja yang dihancurkan membuktikan kemampuan umat Islam di sana.

Ini adalah alasan mengapa militer Suriah telah menghindari serangan yang mahal dengan memakai kendaraan lapis baja di mana hal itu lebih rentan. Sampai sekarang, rejim sepenuhnya bergantung kepada kekuatan militer udara dan penembakan jarak jauh dengan menggunakan tank, artileri, dan dukungan helicopter tempur.

Khilafah.com: Ada banyak diskusi tentang adanya seruan Islam dari pihak oposisi, apakah benar ada seruan Islam? Apa pengalaman Anda?

Ibtihal Bsis: Umat Islam di Suriah telah dikecewakan dengan setiap penguasa dan kekuasaan di dunia. Baik itu  Liga Arab yang mengirimkan enam pengamat yang membawa pena dan buku catatannya, atau “rencana perdamaian” PBB yang dipimpin oleh mantan sekjennya “Kofi Annan” yang bahkan melakukan lebih buruk, setelah dia melihat penguburan jenazah di sana dan menjadi lebih terbiasa dengan ritual pengurusan jenazah, mereka meninggalkan, mereka hanya memberi izin kepada Bashar untuk melanjutkan pembantaian warganya. Sayangnya melalui kenyataan pahit itu, rakyat di sana sadar bahwa Bashar didukung secara kuat oleh Barat yang juga mengendalikan Liga Arab dan PBB.

Semua pertanyaan ini telah muncul mengenai apakah yang seharusnya diserukan oleh rakyat – dan setelah berbulan – bulan seruan kepada Islam mulai mendapatkan tempat, dan mengapa tidak demikian?  Saya heran ketika orang – orang terkejut dengan hal ini. Umat Islam di sini berasal dari Bilad al sham, dimana sejarah, dan peradaban mereka telah berlangsung lebih dari ribuan tahun, juga berasal dari Islam. Mengapa mereka sangat mendukung sistim yang mendukung Bashar dan telah menjual senjata kepadanya di masa lalu?

Hizbut Tahrir sekarang berada di dekat mereka. Rincian tentang apa yang Khilafah dapat berikan kepada daerah Bilad al sham sedang tersiar saat ini. Dengan keadilan, seorang penguasa terpilih, penduduk yang makmur dan Sistem dari Allah SWT yang dipakai, umat Islam Suriah merindukan kedatangan Khilafah. Bendera Ar Arayah sudah dapat terlihat, ayat – ayat Qur’an berada di dinding – dinding di setiap kota yang dibebaskan tentara pembebasan dan keberanian kaum revolusioner adalah dari Tuhan Semesta Alam. Mereka hidup dan mati untuk-Nya. Mengapa mereka melakukan itu dan kemudian mereka juga telah gagal dalam memakai sistem buatan manusia yang secara menyedihkan juga gagal bagi masyarakat Suriah.

Amerika telah menyatakan bahwa mereka harus berhati – hati kepada siapa mereka mendukung pihak oposisi karena mereka tidak ingin senjata jatuh ke tangan kaum radikal, dan hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan Islam adalah nyata dan diakui oleh Amerika.

Khilafah.com: Apa yang bisa Anda jelaskan tentang Tentara Pembebasan Rakyat Suriah (FSA)? Apakah kemampuan yang dimiliki mereka?

Ibtihal Bsis: FSA  memilki persenjataan yang ringan. Kami dihentikan di banyak pos pemeriksaaan di tengah malam oleh anak – anak muda yang sedang melindungi kotanya dan orang – orang yang ada di dalam kota itu dari kekerasan yang dilakukan oleh Assad dan para pengikutnya. Mereka dilengkapi dengan senjata pamungkasnya yaitu keberanian. Walaupun kurang senjata dan juga pengalaman, (banyak dari mereka yang beralih dari pelajar menjadi tentara), tentara Assad tidak dapat menghentikan mereka pada pertempuran darat. Banyak dari mereka akan mengatakan bahwa mereka tidak bisa shalat sebelum terjadi revolusi, namun sekarang mereka bisa menjadi imam shalat. Pos – pos pemeriksaan ini dulunya dikendalikan oleh Assad, yang dikendalikan tank dan persenjataan beratnya untuk melawan tentara – tentara FSA. Kendati mengalami kesulitan, pos – pos pemeriksaan itu dapat dibebaskan dan tentara Assad dapat disingkirkan. Alhamdulillah.

Mereka benar – benar rela mati demi seruan ini (Islam) dan semuanya terlihat jelas dari realitas ini. Saya mendengar banyak dari mereka menyebut dirinya sebagai as shaheed “al hai”- atau syahid yang sekarang masih hidup.

 Khilafah.com: Ada banyak pembicaraan tentang berlanjutnya dukungan Amerika terhadap Al Assad, apakah Anda mendapat bukti akan hal ini dan bagaimana masyarakat di sana melihat peran Amerika?

Ibtihal Bsis: Alhamdulillah, umat Islam di Suriah semuanya waspada terhadap Amerika bahwa mereka mempunyai kepentingan untuk membuat Assad mempertahankan kekuasaannya. Saya bertemu dengan kaum wanita dari desa – desa yang mampu untuk mengartikulasi aspirasi politik Amerika di Bilad Al sham dengan sangat fasih- banyak dari mereka yang mengkaitkannya dengan perlindungan terhadap dataran tinggi Golan. Israel memiliki arti yang sangat besar bagi Amerika dan bila Amerika tidak dapat mencari pengganti Al Assad, Amerika akan terus memberikan izin bagi rejim itu untuk terus membantai rakyat dengan mengirimkannya para penjaga perdamaian. Dan umat Islam saat ini telah menolak tawaran apapun yang datang dari Amerika baik langsung maupun tak langsung.

Khilafah.com: Banyak media yang mengisukan kaitan perang saudara antara kelompok Syiah Alawi dan kelompok Sunni, apakah ini sebuah realitas yang terjadi di lapangan dan bagaimana hubungan antara kelompok Alawi dan Sunni sekarang ini?

Ibtihal Bsis: Sebenarnya ada banyak perbincangan bahwa banyak suku Alawi yang beralih menjadi oposisi Bashar semenjak mereka melihatnya kehilangan kekuasaan di negaranya. Saya tidak akan menggambarkan perang di sana sebagai “perang saudara”. Itu sama saja akan mengesankan bahwa terjadi perang sesama rakyat. Ini adalah perlawanan rakyat Suriah terhadap rejim. Rejim bertangan besi ini mempunyai para loyalis dan tentara, tetapi kelompok  Alawi pada umumnya cenderung untuk tunduk patuh dan tidak mau terlibat dalam pertempuran.

Khilafah.com: Ada beberapa laporan bahwa Arab Saudi dan Qatar membantu persenjataan pihak oposisi, apakah hal ini benar? Apa hasil observasi Anda di lapangan?

Ibtihal Bsis: Itu adalah pembicaraan yang mengada – ada. Tidak ada senjata dari kedua negara itu.  Rakyatlah yang sebenarnya memegang para penguasa itu untuk meminta pertanggung jawaban karena mereka tidak mau bertindak – dengan melihatnya sebagai bentuk lain dari perintah Barat untuk tidak mengintervensi ketika mereka saat ini sedang mencari pengganti Assad.

Dengan mengamati sifat serangan yang dilakukan kaum oposisi dapat dilihat mereka bertempur dengan menggunakan AK-47 dan RPG-7. Senjata – senjata itu pastinya datang dari pembelotan mereka terhadap rejim dan senjata berat lainnya didapat dari kekalahan pemerintahan Suriah. AK-47 dan RPG-7 dapat dipasok dengan mudah ke negara itu. Dukungan dari sejumlah negara menunjukkan bahwa mereka tidak mengubah taktik maupun menaikkan kemampuan pihak oposisi. Jika mereka memang menyediakan senjata bagi pihak oposisi, kita pasti sudah melihat adanya peningkatan kemampuan umat Islam di Suriah. (TDA/Sumber: http://www.hizb.org.uk)
Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah


Rating: 5

Tuesday, June 18, 2013

Jumlah korban di Suriah Terus Bertambah

Jumlah korban tewas akibat kerusuhan di Suriah bertambah 11 orang." Jumlah korban tewas akibat bentrokan yang terjadi antara para demonstran dengan aparat keamanan naik menjadi 11 orang pada hari Senin (30/5/2011) di wilayah pusat Suriah, Homs.

“Jumlah warga sipil yang tewas di kota Rastan dan Talbisa oleh tembakan dari aparat keamanan saat ini adalah 11 orang,” termasuk seorang gadis diidentifikasi sebagai Hajar al-Khatib, salah seorang aktivis menyatakan kepada AFP.

Sebelumnya, jumlah mereka yang tewas di dan sekitar kota Homs baru tujuh orang.

“Dua mayat ditemukan saat fajar pada hari Senin (30/5) di lingkungan Amr Baba, Homs, dimana pasukan keamanan telah menutup jalanan,” lanjut aktivis itu.

Polisi terus melakukan aksi penyapuan di sejumlah area saat ratusan orang yang terluka dalam kekerasan dirawat di rumah sakit di kota terdekat, Hama.

Pada hari Jumat (27/5), pasukan keamanan menewaskan sedikitnya 12 pengunjuk rasa saat berusaha membubarkan demonstrasi menentang rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menurut aktivis.

Lebih dari 1.000 orang telah tewas dan 10.000 orang ditangkap sejak pemberontakan dimulai, kelompok hak asasi manusia mengatakan. Sementara pemerintah Suriah mengatakan sudah ada 143 tentara, pasukan keamanan, dan polisi yang tewas.


(althaf/arrahmah.com)
Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah

Rating: 5

Ledakan Bom Besar di Ibukota Suriah

Ledakan mematikan hantam ibukota Suriah." Dua ledakan menyerang jantung ibukota Suriah, Damaskus, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 31 lainnya, lapor televisi pro-rezim, al-Ikhbariya seperti dikutip Al Jazeera.

“Dua pembom ‘bunuh diri’ menyerang alun-alun Marjeh, menimbulkan korban dan kerusakan material,” klaim reporter al-Ikhbariya pada Selasa (11/6/2013) dalam laporannya.

Televisi tersebut memperlihatkan rekaman yang menunjukkan kendaraan rusak parah dan trotoar berlumuran darah.

“Tampaknya para ‘teroris’ telah menyerang lagi,” lanjut reporter televisi menggunakan istilah yang biasa digunakan oleh rezim brutal Bashar al-Assad untuk merujuk kelompok pemberontak yang melawan pasukan rezim.

Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) juga melaporkan ledakan tersebut namun mereka mengatakan bahwa ledakan berasal dari bom yang telah ditanam sebelumnya.

“Beberapa orang terluka akibat dua ledakan bom di alun-alun Marjeh di Damaskus,” ujar SOHR.

Sanksi GCC untuk “Hizbullah”

Sementara itu, negara-negara Teluk telah berjanji akan memberikan sanksi kepada milisi Syi’ah Libanon, “Hizbullah” sebagai pembalasan atas intervensi yang mereka lakukan di Suriah dalam mendukung presiden Assad.

Enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk (GCC) mengeluarkan kecaman pada Senin (10/6), menurut statemen dari sekretariat GCC yang dilaporkan oleh Saudi Press.

“Dewan Menteri GCC telah memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap mereka yang terdaftar dalam partai (‘Hizbullah’) yang berada di negara-negara anggota, baik yang berkaitan dengan residensi mereka, transaksi keuangan dan komersial mereka,” tambahnya tanpa memberikan rincian spesifik.

Dalam peristiwa lain, pada Senin (10/6), sebuah video amatir yang diposting online memperlihatkan pejuang Suriah berhasil mengambil kendali atas pangkalan udara di Aleppo utara.

Pasukan rezim brutal Assad yang didukung milisi bayaran “Hizbullah” dilaporkan mengirimkan bala bantuan ke daerah tersebut.


(haninmazaya/arrahmah.com)
Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah


Rating: 5

Monday, June 17, 2013

Toleransi Islam Menurut Pandangan Al-Qur'an Dan As-Sunnah

Sesungguhnya segala puji bagi Allah kita memuji-Nya, meminta pertolongan dan ampun kepada-Nya, kita berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kita dan kejelekan amal-amal kita.

Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat menunjukinya.

Saya bersaksi bahwa tiada sesembahan yang berhak diibadahi selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

Amma ba'du
Sesungguhnya sikap toleransi dalam Islam sangat nampak pada setiap perintah dan larangannya. Bahkan sampai kedetailnya, maka seharusnyalah sikap ini menjadi kebangkitan baru untuk menapaki mutiaranya, setiap liku-liku dan aturan-aturannya.
Sikap toleransi Islam ini tidak pernah walaupun sehari, menjadi sebuah kilauan emas yang membuat orang-orang berdesakan mengejar fatamorgana di siang yang terik, orang haus mengiranya air namun tatkala didatangi, dia tidak mendapatkan apa-apa. Tapi sikap toleransi Islam ini lebih besar daripada mafhum kemanusiaan yang dielu-elukan oleh yayasan-yayasan dan paguyuban jahiliyah di masa kini, dimana, dengan ucapan-ucapan indah mereka menipu berbagai suku bangsa dan kabilah, karena toleransi Islam memiliki makna yang luas mencakup hewan dan tetumbuhan dan mempunyai prinsip bahwa hubungan seorang muslim dengan makhluk lainnya adalah rasa kasih dan sayang walaupun dalam hal membunuh dan menyembelih.
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik (ihsan) atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam qishah atau perang, -pent) maka berbuat baiklah dalam cara membunuh, dan bila kalian menyembelih, maka berbuat baiklah dalam cara menyembelih, hendaklah salah seorang diantara kalian menajamkan parangnya dan menyenangkan sembelihannya" [Hadits Riwayat Muslim No. 1955, Ashabus Sunan dan yang lainnya]
Toleransi dalam Islam lebih dalam (nilai kandungannya) daripada mafhum kemanusiaan masa kini, karena toleransi ini menembus penampilan dhahir dan yang kasat mata sampai ke dasar lubuk hati yang paling dalam.
Toleransi dalam Islam lebih kekal dari mafhum kemanusiaan masa kini yang akan habis dengan punahnya jenis manusia di muka bumi ini, karena toleransi ini akan menyambungkan seorang muslim dengan kehidupan akhiratnya, di mana dia akan kekal berkat rahmat dari Tuhannya di dalam surga yang penuh kenikmatan dan dia akan mewarisi Al-Firdaus Al-A'la menurut kadar andilnya dalam toleransi ini.

Keheranan-ku tidak pernah hilang terhadap para penulis Muslim yang menjuluki Toleransi Islam dengan "Kemanusiaan Islam", mereka menyerupai ucapan orang-orang kafir.
Mereka ini tatkala melakukan tindakan tadi telah terjatuh dalam kesalahan bertumpuk, sebagiannya lebih tinggi dari yang lainnya.
Pertama, mereka telah mengganti kebaikan dengan sesuatu yang amat jelek, dimana mereka lebih mengedepankan istilah yang dibuat orang sekarang dan menolak istilah Islami yang termuat dalam ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist-hadits Nabi yang shahih.
Terakhir, mereka mempersempit lingkup yang luas, karena mafhum toleransi dalam Islam lebih luas dan lapang daripada daerah 'kemanusiaan', sebagaimana yang engkau (pembaca) lihat baru saja.
Risalah yang ada dihadapanmu ini wahai saudaraku muslim, akan mengantarmu ke serambi toleransi Islam yang luas, agar engkau dapat leluasa dalam naungan-Nya dan memetik buahnya yang telah masak, supaya kebaikannya dapat dirasakan oleh umat Islam dan dapat menguatkan jalinan tali cinta dan kelembutan dikalangan para da'i Islam. Sehingga darah mereka saling terlindungi, orang rendahnya dapat mengejar tanggung jawab mereka, bersatu bergandengan tangan. Melawan musuh-musuhnya dan menyelamatkan manusia dari jerat-jerat kesesatan menuju jalan yang lurus.

Sungguh, saya berharap kepada Allah semoga saya telah memudahkan, meringankan dan menggampangkan mafhum toleransi kepada kaum muslimin semampuku. Mudah-mudahan Allah mema'afkan aku dan saudara-saudaraku fillah pada suatu hari yang tidak akan bermanfaat harta benda dan keturunan kecuali yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat.
Wa-'alaa Al-Llahi Qashdu As-Sabiili.

Abu Usamah Salim bin 'Ied Al-Hilaly
Pada tanggal 8 Syawal tahun 1407 Hijriyah

Thursday, June 13, 2013

Mujahidin Suriah Buka TPA di Dier Ezzur

Mujahidin Suriah membuka TPA untuk anak-anak di Dier Ezzur." Mujahidin Islam Suriah tidak hanya berperang melawan kebiadaban pasukan rezim Nushairiyah Suriah, milisi Syiah Shabihah, milisi Syiah Hizbullah Lebanon, milisi Syiah Irak dan Garda Revolusi Iran. Mujahidin Islam di Suriah juga menyelenggarakan pendidikan dan dakwah yang menyentuh semua kalangan rakyat muslim.

Situs resmi kelompok mujahidin Harakah Ahrar asy-Syam al-Islamiyah, salah satu kelompok jihad terkemuka dan bagian dari Jabhah Islamiyah Suriah, melaporkan pada Rabu (12/6/2013) kegiatan dakwah dan pendidikan yang digelar oleh mujahidin Ahrar asy-Syam di propinsi Dier Ezzur.

Para ulama dan juru dakwah mujahidin Ahrar asy-Syam menggelar pengajaran-pengajaran Al-Qur’an bagi anak-anak di kota Tayanah, propinsi Dier Ezzur. Pengajaran dipimpin oleh sejumlah ulama dan juru dakwah. Kegiatan pengajaran dilaksanakan di masjid-masjid dan diikuti dengan antusias oleh anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan.

Di tengah suasana perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun, praktis kegiatan belajar-mengajar di sekolah-sekolah terhenti. Bombardir brutal pesawat tempur, tank dan artileri berat rezim Nushairiyah Suriah telah menghancurkan gedung-gedung sekolah, menewaskan banyak guru dan murid.

Pengajaran Al-Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman akan membentuk anak-anak muslim Suriah menjadi pribadi yang shalih dan berwawasan luas. Kegiatan “TPA” di masjid-masjid kota Tayanah merupakan bukti pengabdian mujahidin Islam kepada masyarakat muslim Suriah.




(muhibalmajdi/arrahmah.com)
Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah

Rating: 5

Monday, June 10, 2013

Sunnah-Sunnah Dalam Berpakaian

Salah  satu permasalahan yang kerap kali dialami oleh kebanyakan manusia dalam kesehariannya adalah melepas dan memakai pakaian baik untuk tujuan pencucian pakaian, tidur, atau yang selainnya.

Sunnah-sunnah yang berkaitan dengan melepas dan memakai pakaian adalah sebagai berikut:

[1]. Mengucapkan Bismillah [Dengan Nama Allah]
Hal itu diucapkan baik ketika melepas maupun memakai pakaian. Imam An-Nawawy berkata " Mengucapkan bismillah adalah sangat dianjurkan dalam seluruh perbuatan"
[2]. Berdo'a Ketika Memakai Pakaian

Hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihin wa sallam.
"Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memakai pakaian atau baju lengan panjang atau jubah atau kopiah beliau selalu berdoa: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu untuk memperoleh kebaikannya dan kebaikan dari tujuan pakaian ini dibuat. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan dan keburukan tujuan pakaian ini dibuat.”[HR. Abu Dawud , At-Tirmidzi. Ahmad dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban] [1]
Hakim berkata, Sesuai dengan syarat Muslim dan disetujui oleh Dzahabi
[3]. Memulai Dengan Yang Sebelah Kanan Ketika Akan Memakai Pakaian
Berdasarkan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
"Artinya : Apabila kalian memakai pakaian maka mulailah dengan yang sebelah kanan" [HR. At-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majjah. Dan hadits ini shahih] [2]
[4]. Melepaskan Pakaian Atau Sarung Dengan Mendahulukan Yang Sebelah Kiri Kemudian Sebelah Kanan.
[Disalin dari kitab Aktsaru Min Alfi Sunnatin Fil Yaum Wal Lailah, edisi Indonesia Lebih Dari 1000 Amalan Sunnah Dalam Sehari Semalam, Penulis Khalid Al-Husainan, Penerjemah Zaki Rachmawan]
_________
Foote Note
[1]. [HR. Abu Dawud no. 4020, At-Tirmidzi no. 1768, dan dishahihkan oleh Al-Hakim (4/142) dan disepakati oleh Adz-Dzahabi]
[2]. [HR. Abu Dawud no. 4141, At-Tirmidzi no. 1766.]

Sikap Da'i Menghadapi Fitnah dan Ujian


Sikap Dai dalam Menghadapi Fitnah dan Ujian." Kehidupan seorang dai sarat dengan ujian dan fitnah karena aktifitasnya sarat dengan aksi aksi menyeru, mengajak kepada kebaikan dan memperbaiki kemunkaran. Aktifitas dakwah tersebut akan menyebabkan pihak tertentu (ahlul bathil) terganggu dan merasa dirugikan.


Kehidupan seorang dai sarat dengan ujian dan fitnah karena itu sunnatu dakwah yang akan menjadi realitas berulang, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala dalam beberapa ayat al-Quran:

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, lalu kemudian mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah men
guji orang-orang sebelum mereka, sehingga Allah mengetahui orang-orang yang benar dan mengetahui orang-orang yang dusta.(QS Al Ankabut: 2-3)

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Kapankah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, bahwa pertolongan Allah itu Amat dekat.(QS Al Baqarah: 214)

Fitnah dan ujian itu bisa menguatkan keimanan seseorang dan bisa juga menjerumuskan dan menyebabkannya futur dalam dakwah ini. Oleh karena itu, dibutuhkan penjelasan tentang sikap dan kiatkiat dai dalam mengahadapi fitnah, agar setiap dai bisa menyikapinya dengan tepat dan tegar, dan lulus dalam melewati setiap fitnah dan ujian.

Ada sembilan sikap seorang dai ketika diuji Allah Subhanahu wa Taala dengan fitnah, kesembilan penyikapan tersebut adalah:

Pertama, Muhasabah

Sikap pertama yang harus dilakukan adalah bermuhasabah, berintrospeksi diri atas apa yang telah dilakukan. Bermuhasabah adalah perintah Allah Subhanahu wa Taala, sebagaimana firmanNya:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Karenanya bermuhasabah adalah tradisi para sahabat dan generasi setelahnya, karena dengan bermuhasabah, setiap kekhilafan bisa diketahui dan diperbaiki sejak dini.

Sebagaimana taujih Umar bin Al Khathab Radhiyallahu Anhu, Evaluasi dirimu sebelum engkau dievaluasi.

Kedua, Bertaubat

Langkah selanjutnya adalah bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Taala. dengan sebenar-benarnya taubat (taubatan nashuha), sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). (QS At-Tahrim: 8)
Bertaubat itu memiliki rukun dan prasyaratnya agar taubatnya diterima oleh Allah Subhanahu wa Taala. yaitu sebagai berikut:

A. Yang berkenaan dengan hak-hak Allah Subhanahu wa Taala:

Bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Taala, berarti menunaikan hal-hal berikut:

    Menyesali dosa yang telah dilakukannya. Seorang muslim harus merasa bersalah dengan dosa yang dilakukannya, oleh karena itu ia harus menyesali perbuatannya tersebut.
    Berkomitmen untuk tidak mengulangi lagi kesalahannya.
    Memperbaiki diri dengan memperbanyak amal-amal sholeh.

B. Hak-hak manusia:

Bertaubat juga harus menunaikan hak-hak manusia, yaitu:

    Mengembalikan hak orang lain. Jika kesalahannya tersebut adalah merampas dan mengambil hak orang lain, maka ia harus mengembalikannya kepada si empunya.
    Melakukan tabayyun (cek & recek) atas setiap informasi yang diterimanya, agar terhindar dari sikap bersuudzan kepada orang lain.

Ketiga, Bersabar

Langkah selanjutnya adalah bersabar atas fitnah yang menimpa dai, dengan berkeyakinan bahwa semua ini adalah ujian dari Allah Subhanahu wa Taala. untuk mengetahui hamba-hamba pilihan-Nya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala dalam ayat-ayat al-Quran:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS Ali Imran: 200)

Keempat, Taqarrub kepada allah Subhanahu wa Taala

Setiap dai harus senantiasa bertaqarrub kepada Allah Subhanahu wa Taala. agar senantiasa dekat dengan Allah Subhanahu wa Taala., karena sesungguhnya maksiat dilakukan karena jauh dari Allah Subhanahu wa Taala. Bertaqarrub yang dimaksud adalah dua hal:

    Berkomitmen menunaikan kewajiban (faraid), seperti sholat lima waktu, puasa ramadhan, dan lain-lain.
    Memperbanyak ibadah atau amalan sunnah seperti shalat sunnah rawatib, puasa senin dan kamis, sholat tahajjud, tilawah al-Quran dan amalan sunnah yang lain, sebagaimana dalam hadits qudsi: Tidak ada ibadah yang dilakukan oleh hamba-Ku yang lebih Aku cintai selain ibadah yang Aku wajibkan. Dan hambaku senantiasa bertaqarrub kepadaku dengan ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya, maka Aku yang menjaga pendengarannya, Aku yang menjaga pandangannya, Aku yang menjaga tangannya, Aku yang menjaga kakinya. Jika ia meminta kepadaku, maka Aku akan kabulkan. Dan jika ia berlindung kepadaku, maka Aku melindunginya. (Shahih Al Bukhari, kitab Raqaiq, Bab Tawadhu, No. 6021)

Kelima, Menghindari tempat-tempat fitnah

Agar kita tidak terhindar dari fitnah, maka setiap dai harus menghindari hal-hal atau tempat-tempat yang akan menjerumuskannya ke dalam fitnah.

Di antara hal-hal yang bisa mengakibatkan fitnah adalah sebagai berikut:

1. Harta, dengan segala bentuknya.

Banyak sekali ayat-ayat al-Quran yang memberikan warning agar setiap muslim waspada dengan harta karena karakter harta itu dominan menyebabkan pelakunya kepada maksiat.

2. Perempuan

Begitu pula dengan perempuan, seperti halnya harta, perempuan adalah fitnah / ujian bagi manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan Shallallahu Alaihi wa Sallamah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia. Dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS Ali Imran ; 14)

Dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar. (QS Al Anfal; 28)

3. Hal-hal syubhat

Menjauhi hal-hal yang syubhat termasuk hal yang harus dilakukan dai agar bisa terhindar atau berhasil melewati ujian, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:

Dari Numan bin basyir r.aberkata: saya mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: sesungguhnya yang halal itu sudah jelas dan yang haram juga sudah jelas, diantara keduanya ada hal-hal syubhat yang tidak diketahui banyak manusia. Barang siapa yang menghindari hal-hal syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Barang siapa yang melakukan yang syubhat, maka ia telah melakukan yang haram.

4. Teman yang tidak baik

Teman adalah cermin keperibadian sesorang, oleh karena itu jika ingin mengetahui ihwal seseorang, maka bisa diketahui dengan ihwal sahabatnya. Oleh karena itu harus dipastikan karib kita adalah orang-orang sholeh, sebagaimana hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:

Dari Abi Hurairah Radhiyallahu Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Setiap orang tergantung pada agama temannya, maka kalian lihatlah siapa yang dia jadikan teman.” (Musnad Ahmad, Kitab: Musnad al-muktsirin, Bab: Musnad Abi Hurairah, No. 7685)

5. Berambisi mendapatkan jabatan

Jabatan adalah amanah yang harus dipertanggung jawabkan kepada Allah Subhanahu wa Taala. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam memerintahkan orang yang memegang amanah adalah orang memiliki kualifikasi dan kompetensi. Maka berambisi mendapatkan jabatan adalah perilaku tercela yang harus dihindarkan, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: “Dua serigala yang dilepas di tengah gerombolan kambing itu tidaklah lebih merusak dibanding merusaknya ambisi untuk mendapatkan harta dan jabatan terhadap agama seseorang.” (Sunan Tirmidzi, Kitab: Zuhud, Bab: ma jaa fi akhdzil mal bihaqqihi, no. 2298)

Maksud hadits tersebut adalah bahwa ambisi meraih harta dan jabatan berdampak merusak agama seseorang lebih dahsyat dari pada dampak kerusakan yang dibuat oleh dua ekor serigala yang menyerang segerombolan domba.

Keenam, Saling memberikan nasihat

Setiap dai harus terbiasa saling memberi nasihat (tanashuh), karena hanya dengan itulah setiap dai terbantu untuk memperbaiki diri. Jika yang terjadi sebaliknya; tidak ada budaya tanashuh dan kontrol internal melemah sehingga memungkinkan setiap dai terperangkap fitnah atau tidak sabar menghadapinya.

Tanashuh dan lapang dada menerima nasihat adalah dua sisi mata uang yang tidak bisa terpisahkan. Oleh karena budaya tanashuh tersebut tidak akan terwujud jika tidak diimbangi dengan sikap lapang dada; maksudnya setiap dai jika mendapatkan nasihat, ia harus berlapang dada menerima masukan dan nasihat tersebut. Insya Allah Subhanahu wa Taala nasihat itu memperbaiki kita. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam:

Dari Tamim ad-Dari, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, Agama adalah nasihat. Kami bertanya, “Nasihat untuk siapa?” Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam Bersabda, Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan masyarakat umum.” (Shahih muslim, kitab: al-iman, Bab: ad din nashihah, no. 82)

Ketujuh, Terus bekerja melayani

Setiap ujian dan fitnah tidak boleh menyebabkan kita futur dan berhenti berdakwah, tetapi sebaliknya, ujian tersebut harus menjadi cambuk agar setiap dai lebih bersemangat dalam beramal dan berdakwah.

Kerja-kerja dakwah itu sangatlah luas, di antara amal dakwah yang menyentuh hajat masyarakat adalah dakwah dalam bidang sosial, dakwah dalam bidang kesehatan agar masyarat hidup sehat, berdakwah dalam bidang keamanan agar masyarakat hidup aman dan nyaman, berdakwah dengan membangun infrastruktur agar fasilitas masyarakat terpenuhi sehingga mereka lancar dan leluasa melakukan hajat dan aktifitas hidupnya. Hal ini sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS At-Taubah: 105)

Delapan, Husnudzan terhadap ikhwah dan dakwah

Setiap dai senantiasa berhusnudzan terhadap ikhwah dan dakwah. Setiap kali mendengar kabar tidak baik tentang seorang akh atau dakwah, maka harus mengedepankan husnudzan, hingga mendapatkan informasi / penjelasan dari dakwah.
Prinsip berhusnudzan ini yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

“Tidakkah sebaiknya ketika kamu mendengar (berita bohong) itu orang-orang mukminin dan mukminat bersangka baik terhadap diri mereka sendiri.” (QS An-Nur: 12)

Apalagi jika informasi bersumber dari orang fasiq, maka kita tidak boleh percaya sebelum tabayyun terhadap berita tersebut, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS Al Hujarat: 6)

Sembilan, Istiqomah dalam Jamaah

Ujian dan fitnah adalah fitrah dalam perjuangan dan dakwah, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala:

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS Ali Imron:200)

Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (QS Al Hajj:77)

Oleh karena itu setiap ujian dan fitnah itu tidak boleh membuat dai futur, tetapi sebaliknya, harus membuat tetap istiqomah dalam dakwah ini.

Ustadz DR. Surahman Hidayat
Dikutip dan Update Judul oleh situs Dakwah Syariah


Rating: 5

Friday, June 7, 2013

Warga Sipil Suriah di Rumah Sakit Amman

Pengungsi Suriah di rumah sakit Amman mengungkapkan penyiksaan oleh tentara rezim Suriah

Warga Suriah, pengungsi, yang sedang dirawat di Rumah Sakit (RS) Akilah di Amman, Yordania mengatakan kepada Al Arabiya tentang penyiksaan yang mereka alami oleh tangan-tangan pasukan rezim Bashar Assad.

Salah satunya Alma (27), wanita ini mengungkapkan kepada wartawan Al Arabiya bahwa dia “dipukuli, disetrum dan diperkosa,” dan punggungnya patah selama berada di tahanan.

Meski raganya telah menderita akibat penyiksaan itu, wanita muda itu menegaskan bahwa dia tidak menyesal telah berpartisipasi dalam revolusi menentang rezim Bashar Assad dan akan berpartisipasi lagi jika dia tela sembuh.

Warga Suriah lainnya yang juga menjadi pasien RS Akilah, mengatakan bahwa ia dicambuk dan lukanya disiram air garam dan meminta ditembak mati karena tidak tahan lagi disiksa. “Tembak aku, Saya tidak bisa tahan lagi disiksa,” katanya kepada penangkapnya.


“Saya hanya beriman pada Allah. Saya hanya (berharap) bahwa Saya meninggal syahid,” katanya kepada Al Arabiya yang tidak ingin disebut namanya karena takut diketahui identitasnya.

“Pada batas tertentu, Saya berharap Saya meninggal dunia, tetapi tanpa disiksa,” tambahnya.

Para pengungsi ini di rawat di RS Akilah dengan bantuan bayaran dari sekelompok pebisnis, demikian Al Arabiya melaporkan.


 (siraaj/arrahmah.com)
Dikutip dan Ringkas Judul oleh situs Dakwah Syariah


Rating: 5

Tuesday, June 4, 2013

Hukum Merayakan Malam Isra' Mi'raj

Alhamdulillah.
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya. Amma ba'du,

Tidak diragukan lagi bahwa isra' mi'raj termasuk tanda-tanda kebesaran Allah yang menunjukkan kebenaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan keagungan kedudukan beliau di sisiNya, juga menujukkan kekuasaan Allah yang Mahaagung dan ketinggianNya di atas semua makhlukNya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al-Masjidil Haram ke Al-Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda kebesaran Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. " [Al-IsraĆ¢: 1]
Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara mutawatir, bahwa beliau naik ke langit, lalu dibukakan baginya pintu-pintu langit sehingga mencapai langit yang ketujuh, kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala berbicara kepadanya dan mewajibkan shalat yang lima waktu kepadanya. Pertama-tama Allah Subhanahu wa Ta'ala mewajibkannya lima puluh kali shalat, namun Nabi kita tidak langsung turun ke bumi, tapi beliau kembali kepadaNya dan minta diringankan, sampai akhirnya hanya lima kali saja tapi pahalanya sama dengan lima puluh kali, karena suatu kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat. Fuji dan syukur bagi Allah atas semua nik'matNya.

Tentang kepastian terjadinya malam isra mi'raj ini tidak disebutkan dalam hadits-hadits shahih, tidak ada yang menyebutkan bahwa itu pada bulan Rajab dan tidak pula pada bulan lainnya. Semua yang memastikannya tidak benar berasal dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Demikian menurut para ahli ilmu. Allah mempunyai hikmah tertentu dengan menjadikan manusia lupa akan kepastian tanggal kejadiannya. Kendatipun kepastiannya diketahui, kaum muslimin tidak boleh mengkhususkannya dengan suatu ibadah dan tidak boleh merayakannya, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak pernah merayakannya dan tidak pernah mengkhususkannya. Jika perayaannya disyari'atkan, tentu Rasulullah telah menerangkannya kepada umat ini, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan. Dan jika itu syari’atkan, tenu sudah diketahui dan dikenal serta dinukilkan dari para sahabat beliau kepada kita, karena mereka senantiasa menyampaikan segala sesuatu dari Nabi mereka yang dibutuhkan umat ini, bahkan merekalah orang-orang yang lebih dulu melaksanakan setiap kebaikan jika perayaan malam tersebut disyari’atkan, tentulah merekalah manusia pertama yang melakukannya.

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling loyal terhadap sesama manusia, beliau telah menyampaikan risalah dengan sangat jelas dan telah menunaikan anamat dengan sempurna. Seandainya memuliakan malam tersebut dan merayakannya termasuk agama Allah, tentulah nabi tidak melengahkanya tidak menyembunyikan. Namun karena kenyataannya tidak demikian, maka diketahui bahwa merayakannya dan memuliakannya sama sekali bukan termasuk ajaran Islam, dan tanpa itu Allah telah menyatakan bahwa dia telah menyempurnakan untuk umat ini agamanya dan telah menyempurnakan nimatnya serta mengingkari orang yang mensyariatkan sesuatu dalam agama ini yang tidak diizinkannya. Allah telah berfirman.

"Artinya : Pada Hari ini telah kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah kucukupkan kepadamu nikmat Ku" [Al-Maidah :3 ].

Kemudian dalam ayat lain disebutkan.
"Artinya : Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah sekiranya ada ketetapan yang menentukan (dariAllah) tentulah mereka telah binasa. Dan sesungguhnya orang-orang yang zhalim itu akan memperoleh adzab yang amat pedih . [Asy-Syura : 21]

Telah diriwayatkan pula dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hadits-hadits shahih peringatan terhadap bid’ah dan menjelaskan bahwa bid’ah-bid’ah itu sesat. Hal ini sebagai peringatan bagi umatnya tentang bahayanya yang besar dan agar mereka menjahukan diri dari melakukannya, diantaranya adalah yang disebutkan dalam Ash-Shahihain dari Aisyah Radhiyallahu 'anha, dari nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda.
"Artinya : Barangsiapa yang membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak.".
Dalam riwayat Musliim disebutkan.
"Artinya : Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak." [1]
Dalam kitab Shahih Muslim disebutkan, dari Jabir, ia mengatakan, bahwa dalam salah satu khutbah Jum'at Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan.
"Artinya : Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat." [2]
An-Nasa'i menambahkan pada riwayat ini dengan ungkapan.

"Artinya : Dan setiap yang sesat itu (tempatnya) di neraka." [3]
Dalam As-Sunan disebutkan, dari Irbadh bin Sariyah , ia berkata, "Rasulullah mengimami kami shalat Shubuh, kemudian beliau berbalik menghadap kami, lalu beliau menasehati kami dengan nasehat yang sangat mendalam sehingga membuat air mata menetes dan hati bergetar. Kami mengatakan, 'Wahai Rasulullah, tampaknya ini seperti nasehat perpisahan, maka berwasiatlah kepada kami. Beliau pun bersabda.

"Artinya : Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, taat dan patuh, walaupun yang memimpin adalah seorang budak hitam. Sesungguhnya siapa di antara kalian yang masih hidup setelah aku tiada, akan melihat banyak perselisihan, maka hendaklah kalian memegang teguh sunnahku dan sunnah Khulafa'ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah itu dengan geraham, dan hendaklah kalian menjauhi perkara-perakara yang baru, karena setiap perkara baru itu adalah bid 'ah dan setiap bid'ah itu sesat'."[4]
Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna dengan ini.
Telah disebutkan pula riwayat dari para sahabat beliau dan para salaf shalih setelah mereka, tentang peringatan terhadap bid'ah. Semua ini karena bid'ah itu merupakan penambahan dalam agama dan syari'at yang tidak diizinkan Allah serta merupakan tasyabbuh dengan musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi dan Nashrani dalam penambahan ritual mereka dan bid'ah mereka yang tidak diizinkan Allah, dan karena melaksanakannya merupakan pengurangan terhadap agama Islam serta tuduhan akan ketidaksempurnaannya. Tentunya dalam hal ini terkandung kerusakan yang besar, kemungkaran yang keji dan bantahan terhadap firman Allah SUbhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu." [Al-Ma'idah: 3]

Serta penentangan yang nyata terhadap hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang memperingatkan perbuatan bid'ah dan peringatan untuk menjauhinya.

Mudah-mudahan dalil-dalil yang kami kemukakan tadi sudah cukup dan memuaskan bagi setiap pencari kebenaran untuk mengingkari bid'ah ini, yakni bid'ah perayaan malam isra' mi'raj, dan mewaspadainya, bahwa perayaan ini sama sekali tidak termasuk ajaran agama Islam. Kemudian dari itu, karena Allah telah mewajibkan untuk loyal terhadap kaum muslimin, menerangkan apa-apa yang disyari'atkan Allah kepada mereka dalam agama ini serta larangan menyembunyikan ilmu, maka saya merasa perlu untuk memperingatkan saudara-saudara saya kaum muslimin terhadap bid'ah ini yang sudah menyebar ke berbagai pelosok, sampai-sampai dikira oleh sebagian orang bahwa perayaan ini termasuk agama. Hanya Allah-lah tempat meminta, semoga Allah memperbaiki kondisi semua kaum muslimin dan menganugerahi mereka pemahaman dalam masalah agama. Dan semoga Allah menunjuki kita dan mereka semua untuk senantiasa berpegang teguh dengan kebenaran dan konsisten padanya serta meninggalkan segala sesuatu yang menyelisihinya. Sesungguhnya Dia Mahakuasa atas itu. Shalawat, salam dan berkah semoga dilimpahkan kepada hamba dan utusanNya, Nabi kita, Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.
[At-Tahdzir minal Bida’, hal.16-20, Syaikh Ibnu Baz]
[Disalin dari buku Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini, Darul Haq]
_________
Foote Note
[1]. HR. Muslim dalam Al-Aqdhiyah (18-1718).
[2]. HR. Muslim dalam Al-Jumu’ah (867).
[3]. HR. An-Nasa’I dalam Al-Idain (1578).
[4]. HR. Abu Dawud dalam As-Sunnah (4607). Ibnu Majjah dalam Al-Muqaddimah (42).

 http://almanhaj.or.id/